Wagub DKI Minta Mudik Lebaran Dipertimbangkan

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Ahmad Farhan Faris.

VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta masyarakat untuk mempertimbangkan potensi penyebaran COVID-19, berkenaan dengan aktivias mudik lebaran pada  perayaan Idul Fitri 2021.

Gerindra Siapkan 4 Nama Ini di Pilkada Jakarta

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria meminta masyarakat agar mudik lebaran untuk merayakan Idul Fitri, tetap ditunda dulu.

Meskipun dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memperbolehkan warga untuk mudik pulang kampung ditengah pandemi COVID-19 saat ini. 

Prabowo Gelar Halal Bihalal Bareng 1.000 Pegawai Kemhan, Begini Pesannya

Baca juga: Wagub DKI Pastikan Sekolah di Jakarta Masih Online

"Sekalipun pemerintah pusat telah memberikan kesempatan, nanti dimungkinkan diperbolehkan mudik. Namun demikian, kami tetap minta agar warga Jakarta tetap mempertimbangkan berbagai kegiatan yang berpotensi dapat menyebarkan virus, apakah itu keluar kota, keluar negeri dan lain sebagainya," kata Ahmad Riza Patria di Jakarta, Senin, 22 Maret 2021. 

Mengenal Tradisi Hantaran di Indonesia, Simbol Rasa Syukur dan Kasih Sayang

Laju penyebaran COVID-19 saat ini cenderung mulai menurun dan terkendali. Terlebih pemerintah terus mempercepat vaksinasi COVID-19. Maka ia berharap, semua pihak menjaga situasi baik ini.

"Kita jaga perkembangan yang sudah semakin baik ini, dan kita akan terus tingkatkan vaksin di semua faskes (fasilitas kesehatan) dan jajaran yang ada," ujarnya. 

Selain itu, lanjut dia, bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Mikro atau PPKM sudah diperpanjang oleh pemerintah pusat, mulai tangga 23 Maret sampai 5 April. 

"Mudah-mudahan dalam satu hari ke depan, ini kan tanggal 22, mudah-mudahan hari-hari ini nanti Pak Gubernur akan mengeluarkan perpanjangan PSBB. Insya Allah tidak ada sesuatu yang berarti, sama seperti sebelumnya, mungkin ada beberapa perubahan," jelasnya. 

COVID-19 di Jakarta masih terkendali. Ia bersyukur DKI tidak masuk lagi dalam zona merah, angka kesembuhan masih di 96,4 persen, angka kematian pada 1,7 persen. Terkait PCR juga masih 8 sampai 12 kali dari rata-rata WHO. 

"Jumlah PCR kita sudah lebih dari 3,3 juta. Tes specimen kita bahkan lebih dari 4 juta," katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya