Sisir Kali Ciliwung, DLH DKI Temukan Gedung-gedung Masih Buang Limbah Sembarangan
- Istimewa/VIVA.co.id/Riyan Rizki Roshali
VIVA Metro – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta bersama personel gabungan dari Kostrad, Kopassus, Marinir, Brimob serta masyarakat menyusuri bantaran Kali Ciliwung, Jakarta Pusat. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kerja bakti menuju Jakarta Bebas Sampah.
Usai penyisiran, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto menyebutkan bahwa dia masih menemukan gedung-gedung tinggi yang masih membuang sampah ke bantaran kali.
“Saya perhatikan itu adalah ternyata gedung-gedung di Jakarta ini buang limbahnya masih ke kali. Dan tadi, sepanjang menyisir itu sampahnya banyak banget,” kata Asep kepada wartawan, Kamis, 10 November 2022.
Pemprov DKI dan personel gabungan menyusuri bantaran Kali Ciliwung.
- Istimewa/VIVA.co.id/Riyan Rizki Roshali
Setelah menemukan banyak sampah dalam penyisiran Kali Ciliwung, Asep mengungkapkan, pihaknya akan gencar melakukan sosialisasi dan meningkatkan sarana prasarana agar ke depannya warga tidak membuang sampah sembarangan.
“Ini yang ke depannya juga menjadi konsen kami di mana memang pengelolaan limbah itu tidak boleh langsung dibuang ke kali,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Asep, pihaknya sudah sepakat dengan Kostrad dan Marinir untuk melakukan penyisiran Kali Ciliwung secara rutin ke depannya.
Warga mengambil sampah yang hanyut di sungai Ciliwung
- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
“Tadi kami juga sudah berkoordinasi dengan teman-teman dari Kostrad maupun Marinir, kami juga akan melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini secara rutin ke depannya,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap agar ke depannya warga lebih peduli terhadap Kali Ciliwung dalam membuang sampah.
“Semoga ke depannya warga baik gedung dan rumah tangga itu juga semakin peduli dengan sampah maupun limbah cair yang dihasilkan oleh masing-masing tempat,” ujarnya.
Belum Mampu Atasi Banjir dan Macet di DKI, SPJ beri Rapor Merah Kinerja Heru Budi
Pj Gubernur DKI, Heru Budi Hartono dinilai gagal dalam mengatasi masalah banjir, kemacetan, hingga ruang bagi pejalur sepeda dan pedestarian di DKI Jakarta.
