- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Massa yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia hari ini berunjuk rasa menuntut perbaikan agraria yang sudah dijanjikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 2006. Dalam aksi tersebut, para petani yang berdemo juga meminta kepada Presiden untuk memperhatikan nasib mereka Indonesia.
"Di Indonesia banyak sekali petani kecil, bahkan buruh tani. Ini adalah tahun terakhir SBY untuk memperbaiki kondisi agraria, sebab tahun depan pasti sudah disibukkan dengan persoalan pilpres," ujar Koordinator Aksi, Agus Ruli di Bundaran Hotel Indonesia, Sabtu 24 September 2011.
Agus menilai Pemerintah lebih memilih impor pangan ketimbang memberikan tanah kepada petani. Padahal, kata dia, ribuan petani di negara ini masih bisa bekerja dan menghasilkan hasil pangan yang maksimal.
Selain itu, dia juga meminta agar penegak hukum tidak mengkriminalisasi petani dalam kasus-kasus sengketa tanah yang kerap tidak tuntas dan menyengsarakan petani. "Padahal Mahkamah Konstitusi sudah mengabulkan gugatan para petani, di mana jika petani menuntut haknya tidak bisa dipidanakan. Dengan adanya putusan tersebut sudah terlihat jelas, tapi nyatanya tidak seperti itu," kata dia.
Aksi unjuk rasa ini memperingati Hari Tani Indonesia yang bertepatan jatuh pada tanggal 24 September. Ribuan petani sebelumnya melakukan aksi di depan Istana Presiden yang kemudian melakukan long march ke Bundaran Hotel Indonesia.