BLU Beber Penyebab 16 Tewas di Jalur Busway

Liburan tahun baru di Ragunan
Sumber :
  • ANTARA/Widodo S. Jusuf

VIVAnews - Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta mencatat hingga 12 Oktober 2011, ada 16 warga tewas akibat kecelakaan yang melibatkan bus TransJakarta.

Kiamat Masih Jauh Selama Masih Ada 3 Hewan Ini, Kata Gus Baha

Jumlah itu termasuk dua kecelakaan maut yang merenggut dua nyawa pada Minggu 9 Oktober lalu. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya paling tinggi 14 orang.  Sejak tiga tahun terakhir sekitar 43 orang tewas di lajur tersebut dan 849 kecelakaan terjadi.

Kepala BLU TransJakarta, Muhammad Akbar, menjelaskan ada tiga penyebab tingginya kecelakaan di lajur khusus bus Transjakarta. "Pramudi atau sopir bukan satu-satunya faktor," kata Akbar dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Kamis 13 Oktober 2011.

Dia mengungkapkan, saat ini sedang dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengawasan dan pembinaan terhadap para sopir. "Dalam pembinaan selalu kami ingatkan untuk melaksanakan SOP, dan berikan ceramah keagamaan," tambahnya.

Akbar mengatakan memang tidak ada persyaratan pendidikan untuk menjadi pramudi. Yang penting mereka memiliki SIM. Jadi tidak heran jika banyak pengemudi busway yang hanya tamatan SD.

Terpopuler: 5 Hal Wajib Dipersiapkan Saat Beribadah di Tanah Suci, 5 Hidangan Sup Terbaik di Dunia

Namun, Akbar mengaku kurang sepakat kalau tingkat pendidikan dikaitkan dengan perilaku. "Apakah pendidikan tinggi menjamin tidak ugal-ugalan," tuturnya. 

Selama ini, kata dia,  seleksi terhadap terhadap pramudi sudah dilakukan. Selain memegang SIM B2 umum mereka juga ikut pembinaan dan diklat pengemudi. Pengawasan per armada juga sudah dilakukan dengan menaruh seorang petugas di setiap armada.

Selain itu, Akbar menambahkan, faktor lain yang menyebabkan tingginya angka kecelakaan di jalur busway yakni pemakaian jalur oleh pihak tidak berkepentingan, seperti pejalan kaki yang melintas dan pengendaraan yang menerobos. Padahal sesuai ketetentuan lajur ini tidak boleh dimasuki.

Akbar melihat tingkat pemahaman masyarakat masih sangat rendah terhadap penggunaan lajur ini. "Rendahnya tingkat kepatuhan ini berdampak pada kendaraan lain tidak disiplin dan jembatan penyeberangan tidak digunakan masyarakat," terangnya.

Faktor lainnya seperti kelengkapan infrastruktur. Ketersediaan jembatan penyeberangan orang (JPO) dan pagar mediaan di tengah jalur masih kurang. "Separator setinggi 15 centimeter sudah tidak efektif, tahun depan akan ditinggikan menjadi 50 cm," ungkap Akbar. (umi)

Etenia Croft Rilis Lagu Anak-anak 'Sahabat', Tandai Perjalanan Karier di Dunia Musik
Ilustrasi bubur gandum/oatmeal/sarapan.

Kenali Pentingnya Konsumsi Multigrain Saat Sarapan

Memenuhi kebutuhan gizi keluarga khususnya anak saat sarapan, merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam menjalankan aktivitas hariannya.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024