Sumber :
- Antara/ Rudi Mulya
VIVAnews -
Polemik mengenai penghapusan solar bersubsidi di Jakarta Pusat kembali berlanjut. Pemerintah melalui BPH Migas telah resmi melarang penjualan solar bersubsidi pada 1 Agustus 2014 di Jakarta Pusat.
Menanggapi kebijakan ini, para sopir bus angkutan umum berencana melakukan demonstrasi.
"Nanti mau demo hari Senin tanggal 4 Agustus 2014. Semua sopir bus angkutan umum sudah tahu semua," ujar kondektur bus angkutan umum Kopaja 19 jurusan Blok M-Ragunan-Tanah Abang, Hengki, Sabtu, 2 Agustus 2014.
Hengki menilai bahwa pelarangan BBM bersubsidi jenis solar akan menyebabkan pembelian solar yang naik. Artinya, berada di kisaran Rp12.000an. Kondisi tersebut dirasa tidak seimbang dengan pendapatannya dari hasil sewa yang kemungkinan akan naik sebesar Rp1.000.
"Kalau solar naik, tarif naik paling seribu rupiah. Itu juga tidak seimbang dengan harga solar," tuturnya.
Para kondektur tersebut mengeluhkan bahwa dengan tarif Rp3.000 pasca kenaikan BBM bersubsidi saja, para penumpang masih sulit untuk membayar. Apalagi, jika tarif yang diperkirakan naik menjadi Rp4.000.
"Tarif Rp3.000 saja banyak yang masih bayar Rp2.000. Kalau diminta malah
ngotot.
Apalagi nanti," ujar dia. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Para kondektur tersebut mengeluhkan bahwa dengan tarif Rp3.000 pasca kenaikan BBM bersubsidi saja, para penumpang masih sulit untuk membayar. Apalagi, jika tarif yang diperkirakan naik menjadi Rp4.000.