Enam Jalan Tol Baru di Jakarta Mulai Dibangun 2015

Jalan Layang Non Tol Casablanca Sudah Bisa Dilewati
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Proyek enam ruas jalan tol dalam kota di Jakarta akan dimulai awal 2015 nanti. Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah, memastikan enam perusahaan kontraktor akan terlibat dalam proyek itu, yang sudah direncanakan semasa Gubernur Fauzi Bowo.
Nasib Program Kartu Prakerja di Era Prabowo-Gibran

"Kita sudah MoU, sekarang dalam waktu tak terlalu lama lagi PKS (Perjanjian Kerja Sama)-nya juga akan diteken antara Pemda dan pengembang yang saling bekerjasama," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta hari ini, Selasa 2 September 2014.
Kemah di Kampus, Mahasiswa Jepang Desak Rektor Putus Kerjasama dengan Israel

Saefullah menerangkan, keenam pengembang itu akan bekerja di bawah konsorsium yang dipimpin oleh PT Jakarta Tollroad Development. Keenam perusahaan pengembang itu sendiri adalah PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan, Tbk., PT Wijaya Karya, Tbk., PT Adhi Karya, Tbk., PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk., dan PT Jakarta Propertindo.
Renovasi Rumah Tua, Kontraktor Ini Kaget Temukan Artefak Kuno

Pemprov mendorong konsorsium untuk mengerjakan keenam ruas jalan tol itu dalam waktu yang bersamaan. Ia menjanjikan bila telah selesai, proyek ini akan sangat mendukung mobilitas warga Jakarta dalam bepergian.

"Yang jelas nanti akan luar biasa. Orang dari Jakbar ke Jaktim tidak akan terhalang lampu merah. Yang dari barat ke timur, selatan ke utara pun bisa bersamaan," ujar mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu.

Bila telah selesai di akhir tahun 2017, maka DKI Jakarta akan mendapat tambahan 69.770 kilometer ruas jalan baru yang melintasi seluruh 5 kotamadya di Jakarta. Enam ruas jalan tol itu sendiri terdiri dari jalur Semanan - Grogol - Sunter, Sunter - Pulogebang, Duri Pulo - Tomang - Kampung Melayu, Kemayoran - Kampung Melayu, Ulujami - Tanah Abang, Tanjung Barat - Casablanca. Pembangunan keenam ruas jalan tol ini diperkirakan akan menghabiskan total anggaran sebesar Rp42 triliun. (ren)
Ketua BEM USU, Aziz Syahputra.(B.S.Putra/VIVA)

Meski Ada Solusi Keringanan Pembayaran, BEM USU Tegas Menolak Kenaikan UKT

Aziz mengungkapkan bahwa kenaikan UKT sudah dirasakan mahasiswa USU pada tahun 2022, lalu. Tapi, bahasa UKT berkeadilan, ia menilai tidak sama sekali dirasakan.

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2024