Sumber :
- Irwandi
VIVA.co.id
- Muhammad Prio Santoso hanya membutuhkan 24 adegan untuk menyetubuhi dan menghabisi nyawa Deudeuh Alfi Sharin. Hal itu terungkap dalam rekonstruksi ulang pembunuhan sadis yang digelar penyidik Subdit Jatanras Polda Metro Jaya di lokasi pembunuhan Deudeh di Jalan Tebet Utara, Jakarta Selatan, Rabu 6 Mei 2015.
Ke-24 adegan itu dimulai dari kedatangan Rio ke kosan Deudeuh untuk mengencani janda cantik itu hingga menyetubuhi korban serta akhirnya menghabisi nyawa Deudeuh.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Pembunuh Deudeuh "Tata Chubby" Mulai Diadili
Baca Juga :
Sadis, Kakak Bunuh Adik Kandung Sendiri
Ke-24 adegan itu dimulai dari kedatangan Rio ke kosan Deudeuh untuk mengencani janda cantik itu hingga menyetubuhi korban serta akhirnya menghabisi nyawa Deudeuh.
Sayangnya, semua reka ulang yang dilakukan di dalam kosan Deudeuh berlangsung tertutup. Polisi melarang warga dan juga wartawan untuk melihat langsung adegan demi adegan pembunuhan yang dilakukan Rio.
Rekonstruki yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB itu dilakukan di dua tempat, yakni di kosan Deudeuh dan di stasiun Cawang dengan total adegan sebanyak 28 adegan.
Hanya saja, adegan terakhir pelaku naik kereta ke arah Bogor tidak dipraktekkan tim Jatanras Polda Metro Jaya. Sebab, menurut polisi kondisinya tidak memungkinkan.
"Adegan 28 dia (pelaku) naik kereta tidak perlu ya, nunggu kereta nya juga lama," kata seorang anggota Polisi.
Stasiun Cawang menjadi salah satu lokasi rekonstruksi karena di tempat itulah Rio membuang kunci kamar kosan Deudeuh sebelum melarikan diri.
Deudeuh ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi jasad tanpa busana dan leher yang masih terlilit kabel pengering rambut.
Rio mengaku membunuh wanita yang telah memberikannya kepuasan sesaat karena kesal dihina memiliki bau badan yang tak sedap saat berhubungan badan. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sayangnya, semua reka ulang yang dilakukan di dalam kosan Deudeuh berlangsung tertutup. Polisi melarang warga dan juga wartawan untuk melihat langsung adegan demi adegan pembunuhan yang dilakukan Rio.
