Kejanggalan Kasus Pembunuhan Wartawati Online

Rumah wartawati Baety.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA.co.id - Polisi akhirnya berhasil mengungkap kasus pembunuhan sadis yang menewaskan wartawati online, Nur Baety Rofiq (44 tahun). Polisi pun memastikan, ini adalah murni perampokan. Namun anehnya, banyak ditemukan kejanggalan atas kasus ini. Pengamat pun yakin, ini bukan kasus pembunuhan biasa.

Pembunuh Wartawati Masih Dibayang-bayangi Korban

Kejanggalan ini tercium, lantaran pelaku hanya mengambil sejumlah alat jurnalistik korban, yakni laptop, kamera, tape recorder serta beberapa lembar uang pecahan Rp2 ribu sebanyak 100 lembar. Sementara perhiasan dan motor korban tidak ikut dibawa para pelaku.

Padahal, saat digorok, korban masih mengenakan kalung di leher dan banyak perhiasan di kasur. Tak hanya itu, motor milik korban lengkap dengan kunci kontaknya, juga dibiarkan begitu saja.

Pembunuh Wartawati di Depok Nyaris Diamuk Massa

Selain itu, para pelaku yang hanya tamatan Sekolah Dasar dan mengaku sebagai buruh serabutan itu juga membantai korban dengan membabi buta. Korban digorok dan dihujani tikaman pisau sebanyak sembilan kali. bahkan tulang rusuknya pun patah akibat hantaman benda keras. Usai dinyatakan tewas, pelaku kemudian mengikat tangan korbannya dengan tali dengan posisi ke belakang.

Menanggapi hal itu, Pakar Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Yogo Tri Hendriyanto, menilai, jika dilihat dari aksinya, pelaku seolah memiliki dendam yang sangat besar terhadap korbannya.

Pembunuh Wartawati Baety Ternyata Maniak Seks

"Dilihat dari aksinya, kemungkinan ini berkaitan dengan nilai harga diri, atau dendam. Di sini ada proses pengulangan tadi, dimana korbannya ditikam hingga berkali-kali. Kemungkinan ada motif lain, bukan pembunuhan biasa," jelasnya.

Terkait hal ini, Yogo pun mengatakan, harus ditelusuri saat korban masih hidup. "Apakah ada teror-teror terkait perkerjaannya. Penuskan itu dilakukan berkali-kali. Itu artinya ada dendam yang sangat mendalam. Itu yang harus didalami. Kenapa juga tape recorder dan laptop diambil, sementara perhiasan tidak. Itu kuncinya. Wartawan harus mengawal terus proses dari kasus ini," lanjut Yogo.

Selanjutnya...penjelasan polisi...

Sementara itu, Kapolresta Depok, Komisaris Besar Dwiyono, menjelaskan, para pelaku tidak sempat mengambil perhiasan atau barang berharga lainnya lantaran panik.

"Para pelaku ada yang buruh, tukang ojek dan pekerjaan swasta lainnya. Dari hasil pemeriksaan sementara, tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Dari pengakuan, para tersangka kalut karena banyak darah. Karena kalut inilah, mereka tidak melihat perhiasan. Sementara ini laptop korban masih dalam pengembangan kita," kata Dwiyono.

Para pelaku, lanjut Dwiyono, dibekuk dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan keterangan para saksi. Ketika disinggung, apakah benar kasus ini berkaitan dengan isu yang beredar, bahwa korban tengah menyoroti proyek pembangunan jalan di wilayah Bogor, Dwiyono kembali membantahnya.

"Kta lidik dengan intens. Untuk tersangka, ditangkap di wilayah Bojonggede. Apakah ada unsur perkosaan, masih kami dalami. Yang jelas, saat itu korban sempat melakukan perlawanan, sehingga terjadi aksi pengeroyokan tadi. Dan ini tidak ada kaitannya dengan karya jurnalistik korban. Ini murni pencurian," jelas Dwiyono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya