- VIVA.co.id / Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Kapolres Depok Komisaris Besar Polisi Dwiyono mengatakan, dari hasil pemeriksaan terhadap kematian seorang bocah berusia 9 tahun bernama Audry Fahriza, tidak ada tanda-tanda kekerasan.
"Tidak ada tanda-tanda penganiayaan dari hasil pemeriksaan," kata Dwiyono kepada VIVA.co.id di Mapolda Metro Jaya. Selasa, 8 Maret 2016.
Mengenai bahaya kolam tempat Audry tewas, Dwiyono menambahkan, pihaknya akan mendorong Pemda agar dicarikan solusi pengamanannya.
Sebelumnya, Audry Fahriza ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di kolam penampungan air di kawasan Taman Merdeka, Sukmajaya, Depok, Senin, 7 Maret 2016.
Sebelum ditemukan terbujur kaku, korban sempat dilaporkan hilang secara misterius, Minggu kemarin.
Jasad bocah malang ini pertama kali ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB. Posisi korban ditemukan dalam keadaan terlentang dengan masih mengenakan pakaian lengkap, yakni kaos bola warna biru dan celana pendek warna merah.
Temuan mayat ini menjadi sorotan warga sekitar. Polisi tidak ingin terburu-buru mengevakuasi korban lantaran ingin melakukan olah TKP dan visum terlebih dahulu untuk memastikan penyebab kematiannya.
Kejanggalan tewasnya korban juga diucapkan beberapa warga yang ada di lokasi kejadian. "Masa kalau berenang pakaiannya masih utuh. Di sini juga enggak ada anak-anak yang berani berenang. Tempatnya dalam, sekitar 4 meteran. Ini kan air buat nampung hujan dan buat ngisi mobil damkar, " kata Joko salah satu warga yang ditemui di TKP.
Usai olah TKP, rencananya jasad Audry akan dilarikan ke Rumah Sakit Polri untuk diautopsi sebelum akhirnya dibawa ke rumah duka di Jalan Tambora Raya No 152 RT 7/6, Sukmajaya, Depok.
Sekilas temuan jasad bocah malang ini mirip dengan Akseyna Ahad Dori, mahasiswa UI yang ditemukan tewas di Danau Kenanga UI, Maret 2015 lalu. Persamaan keduanya adalah sama-sama masih mengenakan pakaian lengkap saat ditemukan di danau atau kolam.
