Ironi, Pembunuhan di Kampus Penuh Tulisan 'Stop Kekerasan'

Anggota Komisi V DPR RI sidak ke STIP
Sumber :
  • viva.co.id/Danar Dono

VIVA.co.id – Komisi V DPR RI melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Dalam sidak itu, anggota Komisi DPR dibuat heran dengan peristiwa tewasnya seorang taruna Amirullah Adityas Putra.

9 April Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka, Ini Syaratnya

Anggota komisi yang juga menyempatkan diri berdialog dengan tim investigasi dari jajaran BPSDM Kemenhub dibuat heran. Pertama, anggota komisi dari 10 fraksi itu menyoroti tidak adanya penjaga di lokasi.

"Ini kemana penjaganya? Ini harusnya ada petugas jaga kan? Makanya aneh kalau korban itu bisa lewat dan naik ke lantai dua, masa gak keliatan," ujar ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemi Francis, Kamis 12 Januari 2017.

Mengintip Kapal Latih STIP Senilai Rp54 Miliar dari APBN

Anggota DPR lainnya sempat menunjuk sebuah running text di LED bertuliskan  "Stop Tindak Kekerasan". LED tersebut berada di setiap gerbang perbatasan antardormitory. "Padahal udah ada tulisannya loh ya" kata anggota DPR sembari menunjuk dan agak tertawa miris.

Petugas dari jajaran STIP dan tim dari BPSDM Kemenhub yang juga didampingi oleh ketuanya Wahyu Satrio Utomo terlihat agak canggung mencari kemana petugas jaga yang seharusnya ada di gerbang. Di tiap gerbang juga ada cctv yang memantau.

STIP Bakal Bangun Monumen untuk Taruna yang Tewas

Memasuki Dormitory 4 , lagi-lagi anggota Komisi V DPR RI tak melihat adanya petugas jaga. Hanya terdapat meja jaga dan kursi kosong di situ. Juga terdapat ruang pos jaga yang biasanya dijaga oleh pihak marinir dan Kepolisian.

Hal tersebut kembali mengundang tanya bagi para anggota dewan. "Ini kok juga tidak ada yang jaga? Kemana ya yang jaga?" tanya Fary lagi sembari melihat lihat sebuah berkas di atas meja tersebut.

"Izin pak, penjagaan dimulai pukul 4 sore, shift penjagaan setiap 4 jam, yang jaga ada taruna tingkat 2, marinir dan polisi, mulai pukul 16.00 WIB," jawab seorang petugas STIP yang mendampingi rombongan.

Rombongan juga melihat ruangan Kamar 205 tempat dimana Amir dipukuli hingga tewas. Kamar tersebut masih digaris polisi dan masih berantakan. Locker room juga terlihat berantakan dengan pintu pintu loker yang terbuka.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya