DKI Mau Bangun Rumah DP Nol Rupiah di Rorotan Jakarta Utara

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (tengah), meninjau maket rumah susun program DP nol rupiah.
Sumber :
  • Irwandi/VIVA.co.id

VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah merealisasikan janji kampanye Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno berupa pembangunan rumah vertikal dengan uang muka (Down Payment) nol rupiah. Program tersebut diawali di Klapa Village, Pondok Kelapa, Jakarta Timur. 

Eks Dirut Sarana Jaya Ditahan KPK, Wagub DKI: Pelajaran Bagi PNS

Namun, itu yang pertama. Selanjutnya, Pemprov DKI Jakarta akan kembali membangun rumah DP 0 rupiah di wilayah Rorotan, Jakarta Utara.

Sandiaga mengaku telah mendapatkan kabar bahwa sudah ada pengembang yang mau bekerja sama bangun rumah dengan DP Nol rupiah tersebut. Namun, beda dengan di Klapa Village yang berbentuk apartemen, proyek di Rorotan nanti berupa rumah tapak.

Dinas Perumahan DKI: Peminat Rumah DP Rp0 Sangat Tinggi

"Sekarang kami genjot lokasi dan pengembang mana saja yang mau bekerja sama dengan kami. Kemarin kami dapat kabar di Rorotan sudah ada pengembang mendorong DP Nol rupiah rumah tapak," kata Sandi ditemui awak media di  bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu 21 Januari 2018.

Meski bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menyetujui untuk dibangun rumah tapak, namun Pemprov DKI Jakarta tetap meminta agar rumah tersebut berlantai tiga hingga empat. Hal ini mengingat sulitnya mencari lahan di DKI Jakarta untuk pembangunan rumah non vertikal.

Ada Dugaan Korupsi, DPRD DKI Akan Panggil BUMD Sarana Jaya

"Pak Anies bilang, dan saya setuju, dioptimalisasi saja. Karena lahan sulit di Jakarta. Kalau rumah tapak bisa 3-4 lantai, itu mungkin lebih bisa dinikmati warga Jakarta," kata Sandi.

Pemprov DKI, lanjut Sandi, tidak mau terburu-buru untuk meluncurkan proyek itu pada Februari 2018. Pasalnya saat ini pihaknya masih menunggu hasil evaluasi proyek rumah vertikal DP Nol rupiah di Klapa Village.

"Usulannya Februari, tapi saya bilang jangan terburu-buru. Lihat dulu yang di Pondok Kelapa. Dihitung betul-betul, nanti diajukan ke kami," tuturnya.

Sandi lantas menyarankan agar teknik pemasaran bersifat evidence-based marketing. Artinya, harus ada bukti produk tersebut benar-benar ada, seperti rumah contoh. Ia ingin masyarakat DKI Jakarta yang ingin membeli, mengetahui betul bentuk dan kondisi rumahnya.

"Harus ada show unit, mereka bawa calon pembeli datang melihat fisiknya seperti apa. Dari situ kami harapkan BLUD selesai dengan kajian dan persetujuan stakeholder terkait, April kami launching," kata Sandi. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya