TKI Bermasalah di Kuala Lumpur Diberi Pelatihan Berwirausaha

Ilustrasi/Perlindungan tenaga kerja Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA - Tak semua tenaga kerja Indonesia di luar negeri bernasib baik. Sebagian dari mereka ada yang berujung menjadi korban penipuan agen penyalur tenaga kerja, permasalahan penggajian, hingga perlakuan yang kurang menyenangkan dari majikannya.

Ada yang Lebih Ditakuti TKI di Malaysia Ketimbang Corona

Jika sudah begitu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang menjadi tempat 'mengadu' para TKI tersebut. Salah satunya seperti Nur Arif Hidayati, TKI asal Kediri yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Malaysia.

Selama berada di negeri jiran itu, dia hanya bekerja selama tiga bulan di rumah majikannya, karena pemotongan gaji yang tak sesuai kesepakatan awal. Bahkan, agen penyalur yang belakangan diketahui berstatus ilegal.

TKI Lombok Disiksa Majikan di Arab Saudi, Calo Jadi Tersangka

"Saya jadi asisten rumah tangga dan mengalami penipuan itu pada tahun 2017. Selama tiga bulan bekerja, saya sama sekali enggak dapat gaji. Akhirnya siang hari saat majikan kerja, saya kabur naik taksi ke KBRI. Bahkan waktu itu enggak ada ongkos, jadi KBRI yang bayar," kata Nur di Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.

Lantaran menjadi korban penipuan dan kabur tanpa membawa hasil kerja, Nur akhirnya ditampung di shelter KBRI. Sambil menunggu proses pemulangan dan berkasnya diselesaikan, Nur memperoleh kesempatan mendapatkan pelatihan berupa terapi pijat di shelter tersebut selama tiga bulan.

Tenaga Kerja RI Tak Produktif, Mendikbud: Bukan Tanggung Jawab Sekolah

"Saya kabur ke kedutaan terus diberitahu bahwa ada pelatihan di KBRI. Di sana ada pelatihan untuk jadi terapis jadi saya ikuti pada September 2017, lalu di bulan November saya pulang ke kampung halaman dan sekarang mendapat kesempatan bekerja sebagai terapis di Hotel Bandara," kata Nur.

Nur hanyalah satu dari puluhan TKI bermasalah lainnya yang kini ditampung di KBRI Kuala Lumpur. Pihak KBRI menyelenggarakan kegiatan semacam itu untuk memberikan modal kepada para tenaga kerja sebelum dipulangkan ke Tanah Air, agar memiliki modal untuk berwirausaha.

Sejauh ini, beberapa kegiatan yang dilakukan seperti pelatihan terapis, memasak dan pembuatan suvenir, di mana 80 persen hasilnya bisa dikantongi oleh para TKI tersebut.

Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana, mengimbau agar warga Indonesia yang berniat untuk bekerja sebagai pekerja migran agar mengurungkan niat tersebut, sebab masih banyak pekerjaan maupun usaha yang bisa dilakukan di Indonesia.

"Di Indonesia sebetulnya banyak pekerjaan, kalau memang punya kemampuan. Makanya di shelter kami beri pelatihan supaya ketika mereka balik ke kampung halaman, mereka bisa bawa hasil dan keahlian wirausaha," kata Rusdi Kirana.

"Kami harap semoga program 'Ayo Sukses' berjalan, sampai permasalahan pekerja migran bisa selesai," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya