Guntur Soekarno Kembali ke Politik Demi Puti

Puti Guntur Soekarno bersimpuh di hadapan ayahnya, Guntur Soekarnoputra.
Sumber :
  • VIVA/Rahmad Noto

VIVA – Guntur Soekarnoputra akan kembali ke panggung politik nasional setelah puluhan tahun mengindari hiruk pikuk politik. Putra mendiang Presiden Sukarno itu dijadwalkan menyampaikan orasi kebangsaan di Surabaya pada Jumat, 11 Mei 2018.

Gus Ipul Sarankan PKB Sowan ke Rais Aam dan Ketum PBNU: Minta Nasihat Gitu

Dia akan berpidato di hadapan 1.500 kalangan nasionalis dan marhaenis se-Jawa Timur yang bakal menegaskan dukungannya kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Saifullah Yusuf alias Gus Ipul Puti Guntur Soekarno dalam forum Temu Kangen Barisan Sukarnois Jawa Timur.

Acara itu akan dihadiri seribu lima ratusan tokoh eksponen barisan Sukarnois di Jawa Timur. Di antaranya dari elemen organisasi kaum nasionalis, budayawan, akademisi, elemen GMNI, dan relawan.

Gus Ipul Sindir PKB Belum Beri Selamat ke Prabowo-Gibran: Apresiasi Pilihan Rakyat Itu Penting

Ahmad Basarah, Ketua Tim Pemenangan Internal PDIP untuk Gus Ipul-Mbak Puti, memastikan Guntur hadir di Grand City untuk bertemu dengan para pencinta Sukarno se-Jawa Timur.

"Sejak menghilang dari panggung politik nasional awal tahun 1970-an, baru kali ini Mas Tok (sapaan akrab Guntur Soekarnoputra) mau tampil lagi di hadapan publik," kata Basarah pada Jumat, 11 Mei 2018.

Gus Ipul Bicara soal Pergantian Cak Imin dari Ketua Umum PKB: Harus Regerenasi

Politikus yang juga Wakil Ketua MPR RI itu menyebutkan, Guntur diagendakan menyampaikan pidato kebangsaan. Selain itu, meminta doa restu dan dukungan masyarakat Jatim, khususnya kalangan Sukarnois, atas pencalonan putri semata wayangnya, Puti Guntur.

Ketua Panitia Temu Kangen Barisan Sukarnois Jawa Timur Eddy Wahyudi mengaku sudah mendapat kepastian antara 1.500 hingga 2.000 Sukarnois yang hadir. Mereka terdiri dari 34 simpul organisasi yang berbasis nasionalis.

Guntur, kata Eddy, ingin menyapa dan bertemu Barisan Sukarnois serta Front Marhaenis secara langsung. "Gaya pidato Guntur yang mirip Bung Karno, akan mengobati rasa kangen kalangan nasionalis terhadap Bapak Pendiri Bangsa," ujarnya.

Sejak zaman orde baru, Guntur jarang terlihat di muka umum. Padahal, pria kelahiran Jakarta 3 November 1944 ini sempat diharapkan masyarakat bisa menggantikan Sukarno sebagai pemimpin nasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya