Di Masjid, Jokowi Klarifikasi Isu PKI hingga TKA China

Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Presiden Joko Widodo membagikan sertifikat wakaf. Pembagian dilakukan di Masjid Jami'atul Huda Ketapang, Padang Sumatera Barat, Senin 21 Mei 2018.

Siapkan Tenaga Kerja yang Kompeten, Kemnaker Ajak Jepang Investasi Pelatihan Bahasa

Dalam kesempatan itu, diwakilkan oleh 19 orang. Dimana, seluruh sertifikat wakaf hingga Mei 2018 di Sumatera Barat sudah dikeluarkan 510 sertifikat wakaf.

Pada kesempatan itu, Jokowi mengklarifikasi juga sejumlah isu. Seperti soal dirinya yang dituduh sebagai PKI. Begitu juga keluarganya, hingga ayahnya disebut berasal dari China Singapura. "Orang desa saya ini, bukan dari elit politik. Bukan dari Jakarta," kata Jokowi.

Bertemu Pelayanan Imigrasi Kementerian Kehakiman, Kemnaker Berharap Banyak Peserta SSW di Jepang

Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, bapaknya berasal dari Karang Anyar, sementara ibunya dari Boyolali.

Ia perlu meluruskan isu-isu seperti ini, karena khawatir banyak yang percaya. Isu ini juga, menurutnya membuat bangsa Indonesia susah bekerja. "Kalau isu-isu seperti ini dikembangkan kita tidak fokus bekerja dengan baik, hanya membantah isu-isu itu. Kalau tidak saya sampaikan nanti berkembang ke mana-mana," ujarnya menjelaskan.

Prihatin Tambang Ilegal Marak, Cak Imin: Tambang yang Legal Saja Tak Bawa Kesejahteraan

Pada kesempatan itu juga, Presiden mempersilahkan para jamaah untuk bertanya. Salah seorang menanyakan soal kabar tenaga kerja asing (TKA) yang menyerbu masuk Indonesia.

Jokowi menjelaskan, memang pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 tahun 2018 tentang TKA. Namun Jokowi menilai, banyak yang salah kaprah. "Perpres yang baru justru mengatur ketatnya TKA itu masuk. Syarat-syarat diperketat. Dulunya enggak bayar sekarang harus bayar. Waktu juga dibatasi secara ketat. Tapi intinya justru memperketat. Jadi jangan di balik-balik," jelas Jokowi.

Presiden menilai, munculnya isu bahwa pemerintah melonggarkan TKA terutama dari China untuk masuk ke Indonesia, hanya masalah politik semata. "Ini kembali ke isu politik lagi. Sebetulnya memperketat justru kita dianggap memperlonggar," tegas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI itu meminta masyarakat untuk berpikir. UMR di China saja, bisa mencapai 8-9 juta. Sementara di Indonesia, UMR rata-rata sekitar Rp2 juta. Maka menurut Jokowi, tidak masuk akal ada perusahaan yang mau menggaji TKA China dengan nilai yang besar. Sementara tenaga dari Indonesia jauh lebih murah. "Logikanya di situ," ungkapnya.

Lanjut Jokowi, banyak juga para TKI yang bekerja di Hong Kong karena gajinya lebih besar hingga tujuh kali lipat dari dalam negeri. "Memang tenaga kerja ada yang masuk tetapi untuk hal-hal yang memiliki skill," katanya.

Melalui Perpres Nomor 20, tenaga kerja dengan skill itu juga tidak lama. Hanya beberapa bulan saja. "Karena kalau gaji di sini perusahaan enggak akan kuat karena gajinya lebih mahal dari kita. Logika itu enggak masuk. Jadi mohon isu-isu seperti ini kita saring, benar enggak sih logikanya masuk," ujarnya menegaskan.

Presiden meminta masyarakat jangan langsung percaya, dengan hal seperti ini. Perlu untuk dicari tahu terlebih dahulu kebenarannya. "Kembali lagi urusannya politik. Jangan sampai kita menelan mentah-mentah." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya