Target Indeks Kepuasan Layanan Haji Naik Jadi 85 Persen

Ilustrasi Jemaah Haji RI.
Sumber :
  • VIVA/Eko Priliawito

VIVA – Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Nizar Ali mengemukakan, Kementerian Agama menargetkan survei indeks kepuasan pelayanan haji naik 0,15 sehingga mencapai 85 persen pada 2018. 

Di Festival Islam Kepulauan di Belanda, Kemenag Kupas soal Penghulu Era Modern

Hal itu ditegaskan Nizar saat memberikan materi Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji di hadapan 780 petugas PPIH Arab Saudi,  di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Minggu, 27 Mei 2018.

Hasil survei indeks kepuasan pelayanan haji dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada 2014 misalnya, mencapai 81,52 persen. Setahun berikutnya mencapai 82,67, pada 2016 mencapai 83,83 dan pada 2017 mencapai 84,85. 

Hasil Kolaborasi Kemenag, KPI dan MUI Hasilkan Pemenang Anugerah Syiar Ramadan 2024

Menurut Nizar, target 85 persen itu dapat diraih dengan sejumlah terobosan yang dilakukan pihaknya. Dia mengemukakan, target 85 persen ini membutuhkan dukungan semua pihak, terutama para petugas haji sehingga perbaikan pertama yang dilakukan adalah rekrutmen berbasis computer assisted test (CAT). “Para petugas haji yang lolos raih nilai CAT minimal 70,” ujarnya.

Terobosan kedua yang dilakukan Kemenag adalah penambahan toilet portable, khususnya di Mina. “Kita bisa bayangkan jika jumlah toilet tidak ditambah sementara jumlah jemaah kita bertambah 51 ribu orang,” ujar pria  kelahiran Jepara, 21 Maret 1964 itu.

Kuota Formasi Penghulu 2024 di Kemenag Sebanyak 3.641 Disetujui Kemenpan RB

Terobosan ketiga, mulai tahun ini jemaah mendapatkan koper, tas kabin, dan tas paspor. “Semula tas kabin bentuknya tas tenteng yang pasti merepotkan jemaah, tahun ini kita ganti tas kabin berbentuk tas koper dorong,” ujar Nizar yang juga guru besar Ilmu Hadits UIN Sunan Kalijaga ini. 

Keempat, terobosan yang dilakukannya adalah pelimpahan porsi. “Yakni calon jemaah yang meninggal setelah adanya penetapan keberangkatan tanggal 12 Maret 2018 boleh diganti anggota keluarganya,” ujarnya. 

Kelima, tahun ini pemeriksaan biometrik dan sidik jari dilakukan di 13 embarkasi di Tanah Air. “Ini sangat memangkas waktu pemeriksaan yang biasanya baru selesai 4-5 jam kini hanya perlu 2 jam,” ujar Nizar.

Bahkan, khusus tahun ini, untuk jemaah yang berangkat dari embarkasi Jakarta dan Surabaya, saat mendarat di bandara Arab Saudi bisa langsung masuk bus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya