Terungkap, Penyebab Evakuasi Wisatawan di Gili Trawangan Menumpuk 

Evakuasi WNA di Gili Trawangan
Sumber :
  • Dok. Puspen TNI

VIVA – Proses evakuasi wisatawan di tiga gili yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat mengalami kendala lantaran minimnya jumlah perahu boat untuk mengangkut wisawatawan. Kini diperkirakan wisawatan di Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air yang belum dievakuasi masih berjumlah ratusan orang. 

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Ketua DPD Association of The Indonesian Tours Travel Agent (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka mengatakan, penumpukan saat evakuasi itu disebabkan banyaknya operator perahu boat yang tidak berlayar. Mereka berduka dan harus mengunjungi keluarga yang terdampak bencana gempa yang mengguncang Lombok kemarin Sore. 

"Ya memang awalnya tadi terkendala perahu, karena boat main-nya enggak masuk, banyak yang ndak operate, karena mereka lagi ada duka juga," kata Dewantoro saat dihubungi VIVA, Senin 6 Agustus 2018.

Gempa di Taiwan, 18 Orang Masih Hilang

Ia mengatakan, kemungkinan besar evakuasi akan dilanjutkan besok hari lantaran kendala cuaca. Tak hanya itu, penuhnya penumpang evakuasi juga diperkirakan lantaran para penghuni pulau tersebut yang juga ingin keluar karena takut ada isu Tsunami. 

"Paling besok kalau sudah normal lagi. Tapi Saya mau update lagi, yang masih tinggal itu ada berapa ratus, gitu. Kira-kira kalau yang tidak keangkut ya paling 100-an lah," katanya. 

Gempa Magnitudo 6 Guncang Jepang, Tak Ada Peringatan Tsunami

Ia melanjutkan, setiap harinya wisatawan yang datang ke tiga pulau tersebut diperkirakan di angka 1.000-2.000an pengunjung. 

"Kalau sehari itu hitungan normalnya masuk turis di gili itu 1.000-2.000an. Kan selama ini direct fast Boat dari Bali ke Lombok 10 sampai 12 yang selama ini isiannya itu satu kapal ya 100-150 orang," ujarnya. 

Pada sore tadi, sambung dia, sebetulnya ada kapal bantuan dari Bali, KM Binaiya yang diperkirakan mampu mengangkut sebanyak 1.000 orang. Namun, berdasarkan informasi yang diterimanya kapal bantuan tersebut harus pulang karena cuaca dan terlalu lama menunggu para wisatawan yang harus dievakuasi. 

"Barusan saya dapat telpon juga bahwa katanya evakuasinya kan kapal (besar) ini kan tidak landing di dermaga, di tengah laut dia, jadi dari dermaga penumpang ini pakai perahu-perahu kecil itu karena dievakuasi lama, mungkin si kapal ini keburu mau pulang," ujarnya. 

Ia melanjutkan, pihaknya juga diminta untuk menyampaikan kepada wisatawan bahwa kapal besar tersebut harus kembali lantaran menyangkut gelombang yang cukup tinggi. 

"Mereka minta tolong saya untuk bicara (ke wisatawan), 'kapten kami mengatakan problem kami sekarang ini sudah menyangkut gelombang, tidak bisa apapun. Presiden pun nyuruh ndak bisa, kalau kapten sudah nyuruh (balik) kami ndak berani," ucapnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya