Semarak Idul Adha: Karnaval Hewan Diiringi Salawat dan Lagu Kebangsaan
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Masyarakat sebuah kampung di Kota Malang, Jawa Timur, mempunyai tradisi unik dari leluhur mereka dalam merayakan Hari Raya Idul Adha. Hewan-hewan kurban sebelum disembelih lebih dahulu diarak berkeliling kampung.
Begitu pula pada Idul Adha tahun 2018. Warga Jalan Gatot Subroto, Temenggungan, itu mengarak 64 ekor kambing dan empat sapi yang akan mereka sembelih sebagai hewan kurban. Mereka meyakini ritual yang diklaim dari ajaran ulama masa lalu itu agar proses penyembelihan berjalan lancar.
"Ini syiar dari ulama, dari leluhur kami. Karena darah hewan kurban yang disembelih setelah diarak atau pawai, keluar dengan lancar dan segar," kata Ainul Yakin, sang ketua panitia kurban, pada Rabu, 22 Agustus 2018.
Puluhan hewan kurban itu diarak dengan diiringi kumandang takbir. Anak-anak, remaja, hingga dewasa larut dalam pawai hewan kurban yang mereka beri nama Euforia Temenggungan.
Tradisi itu dijalankan selama 42 tahun. Arak-arakan atau semacam karnaval hewan kurban dilakukan memutar kampung, dimulai dari Jalan Gatot Subroto, Jalan Ariesmunandar, Jalan Zainul Arifin, kemudian ke Jalan KH Ahmad Dahlan, dan kembali ke Jalan Gatot Subroto.
Pada tahun ini, kata Ainul, pawai dibuat lebih berbeda karena bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan ke-73 RI. Pawai dibuat semacam karnaval Agustusan agar menambah semarak peringatan Idul Adha dan Hari Kemerdekaan.
"Karena ini momentumnya juga bertepatan dengan Hari Kemerdekaan, kita buat semacam karnaval. Beberapa (hewan kurban) ada yang dihias, membawa spanduk, dan bendera Merah Putih. Dan kita tambah dengan kembang api atau flare. Selain itu, kita lantunkan salawat badar dan beberapa lagu kebangsaan seperti Padamu Negeri," ujar Ainul.
Puluhan warga setempat sangat antusias menunggu arak-arakan hewan kurban yang dilakukan setahun sekali ini. Mereka menunggu di depan rumah sambil mengabadikan momen pawai hewan kurban.