- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA – Pihak Gerakan Pemuda Ansor dan Front Pembela Islam sepakat untuk berdamai dan menghentikan tindakan saling menyerang di media sosial pasca kisruh penolakan Deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya, Jawa Timur, akhir pekan lalu. Baik Ansor maupun FPI sepakat dan siap mewujudkan komitmen #JogoSuroboyo.
Komitmen itu dipatrikan jajaran pimpinan Ansor dan FPI dalam pertemuan dan silaturahmi tertutup yang digagas Forum Komunikasi Pimpinan Kota di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 29 Agustus 2018. Dalam pertemuan itu, hadir Kepala Polrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan, dan Wali Kota Tri Rismaharini.
Dari jajaran Ansor, hadir Ketua Ansor sekaligus Panglima Banser Surabaya, Muhammad Farid Afif, dan dari pihak FPI datang Sekretaris FPI Jatim, Muhammad Khoiruddin. "Mereka meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi dan kedua belah pihak sepakat tidak ada lagi bentrokan fisik maupun di media sosial," kata Kombes Rudi.
Dia menjelaskan, pihak Ansor dan FPI sudah berbincang dan beruding terkait persoalan yang diduga dipicu hanya pada kesalahpahaman. Dalam mediasi tersebut kedua belah pihak akhirnya memutuskan bahwa tidak ada persoalan lagi.
"Kami sepakat bertekad jogo Suroboyo (menjaga Surabaya) agar tercipta suasana aman dan damai," ucap Rudi.
Ketua Ansor Surabaya, Muhammad Farid Afif, mengatakan bahwa pertemuan itu semacam tabayun atas perselisihan, terutama di media sosial, terkait riuh Deklarasi #2019GantiPresiden beberapa waktu lalu. Ada kesepakatan dicapai dalam pertemuan itu.
"Kesepakatannya, tidak ada perselisihan, tidak ada dendam. Sudah diselesaikan secara damai," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris FPI Jatim M Khoiruddin, mengamini keterangan Afif itu. Kata dia, antara Ansor atau Banser dengan FPI sudah tidak ada permasalahan. "Kita telah sepakat sudah saling minta maaf. Tidak ada lagi masalah," ujar Khoiruddin.
