Bakar Bendera HTI, GP Ansor: Untuk Jaga Kalimat Tauhid

Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Coumas
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Heboh video aksi sejumlah anggota Barisan Serba Guna (Banser), salah satu organisasi sayap Nahdlatul Ulama, membakar bendera warna hitam yang bertuliskan lafaz tauhid. Aksi itu dilakukan dalam peringatan Hari Santri di Garut, Jawa Barat, yang digelar Minggu kemarin, 21 Oktober 2018.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Coumas membenarkan aksi pembakaran itu dilakukan oleh anggotanya. Namun, dia menegaskan, yang dibakar adalah bendera organisasi terlarang, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Yaqut mencoba melihat dari perspektif lain, bahwa yang dilakukan anggotanya adalah untuk menjaga kalimat tauhid. 

Terpopuler: Ustaz Syafiq Basalamah Lancar Isi Kajian di Surabaya, Lonjakan Suara PSI Tak Masuk Akal

"Saya mencoba memahami dari sudut pandang yang berbeda bahwa apa yang dilakukan teman-teman itu adalah upaya menjaga kalimat tauhid. Jika bukan bendera yang ada tulisan tauhidnya, bisa jadi oleh mereka tidak dibakar, tetapi langsung buang saja ke comberan," ujar Yaqut kepada VIVA, Senin, 22 Oktober 2018. 

Menurut Yaqut, dengan membakar tulisan kalimat tauhid itu, anggotanya ingin memperlakukan sebagaimana mereka menemukan mushaf atau sobekan ayat suci Alquran.

Guru Besar UMJ Ingatkan Gerakan Pro-Khilafah Masih Eksis di RI dengan Modus Baru

"Mereka akan bakar sobekan itu, demi untuk menghormati dan menjaga agar tidak terinjak-injak atau terbuang di tempat yang tidak semestinya," ujar Yaqut.

Meski begitu, Yaqut memperingatkan kepada seluruh kader untuk tidak lagi melakukan pembakaran bendera atau atribut apa pun, terutama yang berkaitan dengan organisasi HTI. Jika menemukan bendera dan atribut yang dilarang, Yaqut meminta seluruh kader untuk menyerahkannya kepada pihak berwajib.

"Tidak boleh lagi ada pembakaran-pembakaran seperti kejadian di Garut itu, meskipun kami memahami kenapa kader melakukan tindakan tersebut. Kami akan panggil mereka dan menjelaskan kronologinya secara utuh. Bukan hanya sepotong seperti di video yang beredar," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya