Kembangkan Sektor Pariwisata, Hendi Tandatangani Sister City

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Wali Kota Nanjing Lan Shaomin.
Sumber :

VIVA – Upaya meningkatkan sektor pariwisata, budaya dan sumber daya manusia terus dilakukan Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi. Setelah sebelumnya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Brisbane, Australia kali ini kemitraan dan kerja sama kembali dilakukan Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, dengan Kota Nanjing, Provinsi Jiansu, Republik Rakyat Tiongkok. 

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Langkah kemitraan dan kerja sama antara Kota Semarang dengan Kota Nanjing tersebut ditandai dengan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama sister city yang dilakukan antara Wali Kota Hendi dengan Wali Kota Nanjing, Lan Shaomin, baru-baru ini. Kegiatan tersebut juga menjadi kunjungan balasan Pemerintah Kota Semarang setelah sebelumnya Pemerintah Kota Nanjing lebih dulu berkunjung ke Kota Semarang.

Ikatan sejarah yang kuat antara Kota Semarang dengan Kota Nanjing menjadi awal ketertarikan kedua kota untuk menjalin kerja sama sister city. Ikatan sejarah itu terlihat dari peninggalan kebudayaan China di Kota Semarang berupa Sam Poo Kong yang dibangun oleh Laksamana Cheng Ho. Dalam tujuh kali perjalanannya ke Samudera Hindia, Cheng Ho beberapa kali berlabuh di Kota Semarang pada masa Dinasti Ming, lebih dari 600 tahun yang lalu. Nanjing juga merupakan kota dimana Cheng Ho hidup selama 30 tahun.

Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet

Sebelumnya, berbagai tahapan telah dilalui antara kedua kota hingga ditandatanganinya MoU kali ini. Diawali dengan kunjungan Pemerintah Kota Nanjing ke Kota Semarang pada tanggal 15 Juli 2016. Pada saat itu, dilakukan penandatanganan Letter of Intent sebagai bukti keseriusan kedua belah pihak dalam rangka menjalin kerja sama sister city yang salah satunya adalah terkait kerja sama di bidang pariwisata.

Sektor pariwisata diyakini Hendi menjadi sektor unggulan dan menjanjikan di era milenial ini. Secara nasional, sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa kedua bahkan lebih tinggi daripada sektor migas. Kondisi nasional inipun diamini Kota Semarang yang memiliki banyak potensi wisata menarik baik berupa bentang alam maupun atraksi wisata yang terus dikreasikan seperti even pasar Semarangan hutan Tinjomoyo, pengembangan cagar Budaya kawasan Kota Lama, pembuatan bridge fountain serta penyelenggaraan berbagai even berskala nasional maupun Internasional seperti Semarang Night Carnival dan MXGP. 

Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bakal Jadi Fokus Kemenparekraf

Dengan perkembangan di sektor pariwisata yang sangat signifikan menempatkan Kota Semarang menduduki peringkat ke-4 kota pariwisata terbaik di Indonesia dalam event Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Award tahun 2018. Salah satu indikatornya adalah jumlah wisatawan yang meningkat dari 2,09 juta wisatawan pada 2011 menjadi 5,65 juta wisatawan pada 2017. Hal ini berimbas pula pada jumlah tempat penginapan dan restoran juga mengalami kenaikan, dari yang semula 168 penginapan dan 1071 restoran di tahun 2011 menjadi 818 penginapan dan 1884 restoran di tahun 2017.

Melalui konsep pembangunan berbasis aksesibilitas, atraksi dan amenitas, Pemerintah Kota Semarang terus berupaya untuk mempermudah akses bagi siapapun yang akan berkunjung ke Kota Semarang. Seperti Bandar Udara Internasional Jendral Ahmad Yani yang semakin representatif, bahkan menjadi bandara di atas laut pertama di dunia tanpa reklamasi. Juga ke depan akan didukung kereta semi cepat jalur Jakarta – Semarang ditempuh dalam 3 jam dan Semarang - Surabaya yang bisa ditempuh dalam waktu 2 jam.

Sementara untuk atraksi, banyak hal yang telah diupayakan antara lain melalui revitalisasi lahan-lahan non produktif seperti Pasar Semarangan Tinjomoyo, menginisiasi 177 kampung tematik, merestorasi kawasan Kota Lama, mengadopsi proyek pembangunan objek wisata di Negara lain yaitu Bridge Fountain, menyelenggarakan event internasional serta meningkatkan daya tarik ruang-ruang publik yang ada di Kota Semarang. 

Kesemua didukung dengan letak geografis, keberagaman etnis dan budaya yang berbaur dalam kerukunan, keanekaragaman seni dan budaya tradisional, kuliner, keramahtamahan masyarakat serta suasana kota yang kondusif.

Usai penandatanganan MoU, Hendi menyambut baik terjalinnya kerja sama sister city antara Kota Semarang dengan Kota Nanjing. "Saya rasa ini menjadi sebuah momentum yang baik untuk mengangkat sektor pariwisata dan sektor-sektor lain yang kita kerja samakan agar ke depan Kota Semarang akan semakin maju dan semakin mempertegas Kota Semarang sebagai Kota Pariwisata", ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya