Memilukan, Dokter Korban Lion Air Pulang dalam Peti Mati

Papan nisan Ibnu F Hantoro
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Jasad dokter Ibnu F Hantoro akhirnya tiba di rumah duka di kawasan Kompleks Pelni, Blok C 1/5 Sukmajaya, Depok Jawa Barat, Rabu 7 November 2018. Ibnu merupakan salah satu korban yang tewas akibat kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 Senin lalu. 

Lion Air Buka Suara soal 2 Pegawainya Ditangkap Kasus Penyelundupan Narkoba

Pantauan VIVA, jasad Ibnu, yang terbungkus dalam peti mati tiba sekira pukul 08:00 WIB. Isak tangis keluarga dan kerabat pecah menyambut kedatangan almarhum. 

Sang istri, Helda Aprilia, terlihat begitu lemas. Ia tak kuasa menahan tangisnya meratapi peti mati sang suami. Sementara kedua anaknya, Farisa (4 tahun) dan Fatih (1,5 tahun) terlihat murung di pelukan beberapa kerabat. 

2 Pegawai Lion Air Ditangkap Terlibat Penyelundupan Narkoba, Begini Modusnya

Ani, adik Ibnu mengatakan, rencanakan jenazah sang kakak akan disemayamkan di TPU Pondok Rangon sekira pukul 12:30 WIB. 

"Saat ini kami masih persiapan, nunggu keluarga yang lain," katanya singkat pada wartawan. 

Top Trending: Pertamina Bebastugaskan Karyawan Viral hingga Sosok Pimpinan Jemaah Aolia

Dokter muda itu tewas dalam perjalanan tugasnya menuju Pangkal Pinang, menggunakan pesawat Lion Air JT 610 pada Senin 29 Oktober 2018. Pria berusia 38 tahun itu dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab dan sangat mencintai keluarga. 

Salah satu mimpi yang belum sempat diwujudkan Ibnu adalah ingin mengantar buah hatinya ke sekolah. Keinginan itu diutarakan Ibnu untuk mengobati rasa rindunya yang belakangan disibukkan dengan tugas pengabdian masyarakat di daerah.   

"Dia tipe orang yang sayang sama anaknya untuk sebagai dokter penuh tanggung jawab, karena dulu saya pernah bilang, kenapa berangkat harus pagi-pagi banget. Karena kan kalau berangkat harus sebelum subuh, kenapa nunggu siangan, bilang aja telat. Terus dia bilang enggak enak lah kan pelayanan mulainya jam 9," kata Helda, istri Ibnu saat diwawancarai beberapa waktu lalu. 

Sebagai kepala keluarga, ada banyak hal yang ingin dilakukan Ibnu, namun itu belum sempat dilakoni karena padatnya jadwal dinas. "Dia bilang, ingin sekali jemput anak sekolah. Kita juga berencana untuk jalan-jalan berempat, tapi belum ada tempat dan waktunya," kata Helda

Namun ternyata takdir berkata lain. Ibnu lebih dulu menghadap Sang Khalik. Kerabat dan keluarga pun kini hanya bisa berdoa almarhum mendapatkan balasan pahala atas segala perbuatan baiknya selama ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya