Baca Koran Tiap Pagi, Ma'ruf Amin Lahap Berita Positif dan Negatif

Calon wapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin membaca koran
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Eduward Ambarita

VIVA – Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin mengaku menyempatkan diri membaca surat kabar atau sekadar melihat isi editorial redaksi yang diangkat salah satu media, setiap hari. 

Ambil Air Wudhu di Parit, Pria Tua di Kubu Raya Diserang Buaya Muara

Koran, menurut dia, selain menyajikan berita juga menganalisis setiap peristiwa yang tengah diperbincangkan publik.

"Saya masih membaca koran tiap pagi. Saat baca koran, saya tidak pakai kaca mata," kata Ma'ruf kepada awak media, saat menunggu kedatangan tamu dari Nahdlatul Ulama se- Tangerang Selatan, di kediamannya, Jalan Situbondo, Jakarta, Selasa 11 Desember 2018.

Pria Bermobil Tertangkap Basah Curi Bra Milik Tetangga, Begini Kejadiannya

Di sekitar mejanya, Ma'ruf terlihat memilih dua koran nasional yang memperlihatkan pertemuannya kemarin dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir.

Setiap hari, menurut Ma'ruf, selama setengah jam selalu membaca koran untuk menambah wawasan, sekaligus koreksi ketika ada pemberitaan menyangkut dirinya atau masyarakat banyak. "Saya baca semua. Yang positif dan negatif. Kalau ketemu yang negatif, nanti saya coba luruskan yang miring-miring itu," katanya.

Operasi SAR Erupsi Gunung Marapi Resmi Berakhir

Dia menambahkan, "Saat sedang di luar kota, di hotel pun saya sempatkan membaca koran. Paling terganggu, kalau ada tamu. Tetapi, apa yang menarik saya baca, termasuk berita olahraga."

Ma'ruf mengamati, era membaca media kini perlahan bergeser. Sesekali ia juga membaca sejumlah media online. Menurut dia, media online menyampaikan informasi secara cepat. Ketika membaca media online, ia juga mengajak diskusi dengan orang di sekelilingnya.

"Kalau online beritanya cepat, orang sekarang pengin serba cepat. Namun, koran masih diperlukan untuk menilai online. Koran penyeimbang informasi, meski kalah cepat. Sekarang, koran punya online sebagai penunjang. Koran masih diperlukan untuk bahasan mendalam," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya