Milenial Mudah Terpapar Radikalisme karena Situs Moderat Kalah Renyah?
- bbc
Karena itu pihaknya menggelar Convey Festival yang dikhususkan kepada pemuda dengan tujuan mengenalkan agama dalam gaya baru melalui e-book dan permainan online.
Salah satu anak muda, Khaira Dhania, sempat terpapar konten-konten intoleransi dan radikalisme lewat media sosial.
Pada tahun 2015, ia bersama keluarganya pergi ke Suriah untuk mewujudkan keyakinannya tentang kekhalifahan. Ia mengaku kerap mendapat dan menyebarkan konten berita mengenai propaganda ISIS tanpa mengecek kebenarannya.
"Saya dulu itu termasuk orang yang kalau ada berita tidak di- cross-check . Saya telan bulat-bulat. Seiring waktu, saya sadar apa yang saya lakukan salah," tukas pelajar SMA di Jakarta ini.
Berdasarkan pengalamannya saat itu, tidak banyak situs keagamaan Islam moderat yang ia peroleh dan kalaupun ada, kontennya tak menarik. Bagi perempuan 19 tahun ini, situs keagamaan untuk generasi muda sebaiknya sederhana dan tidak bertele-tele.
"Anak-anak muda itu pengennya simpel belajar agama. Di media sosial misalnya video durasi satu menit," imbuhnya.
Direktur NU Online, Savic Ali, mengakui situs nu.or.id belum menjangkau anak muda milenial perkotaan.