Logo timesindonesia

Ulat Es Krim Serang Puluhan Hektare Kayu Sengon

Seorang warga di Desa Liprak Kidul, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo,  menunjukan gerombolan ulat eskrim, yang menyerang kayu sengon.(FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia).
Seorang warga di Desa Liprak Kidul, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, menunjukan gerombolan ulat eskrim, yang menyerang kayu sengon.(FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia).
Sumber :
  • timesindonesia

Keresahan tengah menghantui para petani kayu sengon, di Desa Liprak Kidul, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Ini karena hama ulat yang mirip es krim itu, menyerang puluhan hektare lahan kayu sengon milik warga setempat, Sabtu (2/3/2019).

Hama ulat itu oleh warga disebut ulat es krim karena bentuk ulat tersebut tak ubahnya dengan cone ice cream, yang menurut warga belum ditemukan jenis dan bentuk ulat semacam itu. Bentuk ulat itu seperti dibalut semacam kepompong, secara dengan bergerombol ulat-ulat itu menggerogoti pohon sengon yang menjadi sumber penghasilan warga setempat.

Samsul, pemilik lahan sengon mengatakan, setidaknya ada puluhan hektar lahan kayu sengon miliknya, yang telah menjadi makanan empuk ulat eskrim itu. Dengan serangan ulat eskrim ini, dirinya terpaksa memotong pohon sengon miliknya secara dini.

“Puluhan hektar lahan kayu sengon saya yang diserang ulat. Pada umumnya pohon sengon bisa dipanen pada usia 7-8 tahun. Namun, saat hama ulat eskrim ini menyerang, pohon sengon yang masih berusia 3-4 tahun milik saya ini, harus ditebang dini, karena khawatir akan merambah ke pohon lainnya dan mengakibatkan gagal panen,” ujarnya.

Pria yang juga berprofesi sebagai guru ini mengaku, sampai saat ini masih belum ada cara untuk membasmi hamaulat eskrim ini. Maka dari itu ia berharap hama ulat ini bisa mendapatkan perhatian dari Pemerintah.

Sementara itu, Saiful Hasan, perangkat Desa Liprak Kidul mengatakan, ulat eskrim ini tidak seperti ulat pohon jati atau pohon alpokat. Kalau ulat pohon jati atau ulat pohon alpokat hanya semusim, artinya mereka tumbuh dari telur menjadi ulat.

“Ulat ini oleh warga dinamakan ulat eskrim, karena sangat mirip dengan eskrim. Ulat ini tumbuh seakan-akan sudah menjadi kepompong, jumlahnya sangat banyak. Dalam satu pohon dan menyebar sangat cepat dari ladang yang satu ke ladang yang lain seperti rayap. Jika hama ini dibiarkan begitu saja, petani pohon sengon tidak mempunyai harapan untuk mencari nafkah, mengingat sengon adalah mata pencarian utama warga di sini,” terang Saiful Hasan.