Tak Hanya Sentani, Banjir Bandang Juga Terjang Empat Distrik di Papua

Tim SAR Gabungan mengangkat kantong mayat jenazah korban banjir bandang Sentani yang di temukan di sekitar perumahan Gajah Mada di Sentani, Jaya Pura, Papua, Selasa, 19 Maret 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dampak banjir bandang Sentani menyebabkan setidaknya 112 orang meninggal dunia. Tak hanya Sentani, tapi banjir bandang ini juga menerjang empat distrik lainnya yaitu Waibu, Sentani Barat, Ravenirara, dan Depapre.

Potret Memilukan, 3 Balita Terendam Lumpur saat Banjir Bandang di Afghanistan

"Korban jiwa banjir bandang tercatat 112 orang meninggal dunia. Di mana 105 orang di Kabupaten Jayapura dan 7 orang di Kota Jayapura," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019.

Dia menjelaskan, dari 112 orang meninggal dunia, 77 jenazah telah berhasil diidentifikasi oleh tim Inafis Polri. Sementara itu, 35 jenazah belum berhasil diidentifikasi.

BNPB: Hujan Ekstrem Diprediksi Terjadi hingga 20 Mei, Warga Sumbar Harus Waspada

Sutopo menambahkan, sebagian besar korban yang belum diidentifikasi adalah pendatang dari luar Papua. Kata dia, korban dari luar Papua ini belum melaporkan diri ke dinas kependudukan atau aparat setempat sebelumnya.

"Dari 77 korban yang sudah teridentifikasi, 52 korban sudah diberikan santunan Rp15 juta per korban kepada ahli warisnya," ujarnya.

Korban Jiwa Banjir Bandang Sumbar Bertambah Jadi 44 Orang

Kemudian, untuk korban luka 961 orang dengan rincian 153 orang luka berat dan 808 orang luka ringan. Korban hilang tercatat 17 orang. Setelah dilakukan pendataan, banyak korban dilaporkan hilang dan berhasil ditemukan di tempat pengungsian atau telah kembali ke keluarganya tetapi tidak melaporkan ke posko.

"Saat ini ada 4.763 jiwa atau 963 Kartu Keluarga mengungsi di 21 titik pengungsian. Pengungsi ini adalah pengungsi dari banjir bandang dan luapan Danau Sentani," ujarnya.

Adapun untuk pendataan kerusakan fisik masih terus dilakukan. Data sementara kerusakan akibat banjir bandang yaitu 2.287 rumah rusak. Ada juga kerusakan 59 sekolah, 5 jembatan, 2 gereja, 3 kantor pemerintahan. Lalu, 104 ruko rusak berat, 1 pasar rusak berat, dan 1 puskesmas rusak berat.

Terkait hal ini, penanganan darurat masih terus dilakukan. Sebanyak 7.321 personel gabungan masih melakukan penanganan di lapangan. Dengan berakhirnya masa tanggap darurat maka sebagian personel akan kembali ke daerahnya.

"Antisipasi berkurangnya personel ini telah disiapkan. Stok logistik untuk menangani pengungsi masih mencukupi hingga 14 hari mendatang," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya