- VIVA/Bayu Nugraha
VIVA - Aksi unjuk rasa terkait hasil pemilu yang dilakukan di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, awalnya berjalan aman dan tertib. Namun, pada malam hari aksi unjuk rasa seketika menjadi ricuh.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan kepolisian telah memberikan kelonggaran waktu kepada massa aksi hingga salat tarawih. Setelah itu mereka diimbau oleh kapolres untuk bubar.
Massa pun sudah membubarkan diri pukul 21.00 WIB. Namun tiba-tiba sekitar pukul 23.00 WIB ada massa berjumlah ratusan yang melakukan tindakan anarkis muncul ke Bawaslu.
"Mereka merusak barier dan massa didorong oleh petugas pengamanan," ujar Dedi.
Pada saat pendorongan, massa melempar dengan batu kayu dan bom molotov. Massa didorong dan dibubarkan karena melempari petugas keamanan dengan batu, kayu dan bom molotov.
"Massa bisa didorong sampai jam 3 pagi ke arah Tanah Abang. Informasi juga bahwa jam 01.30 WIB terjadi pembakaran mobil di depan asrama polisi Petamburan," katanya.
Hingga saat ini, kericuhan masih terjadi. Sebanyak 62 pendemo yang diduga menjadi provokator telah diamankan.