Suhu Dingin Dieng dan Bromo Tak Terkait Cuaca Panas Arab Saudi

Embun beku menyelimuti tanaman di kawasan Candi Arjuna Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menjelaskan kejadian gelombang panas dan suhu tinggi di wilaya Irak, Kuwait, dan Arab Saudi, tidak ada kaitannya dengan kejadian embun beku dan suhu dingin di wilayah Dieng dan Bromo. 

"Fenomena embun beku dan suhu dingin di wilayah Dieng dan Bromo, lebih disebabkan oleh variasi musiman suhu di periode musim kemarau yang dipengaruhi angin monsun Australia, serta topografi wilayah tersebut," ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG, Akhmad Taufan Maulana di Jakarta, Senin 1 Juli 2019. 

Menurut dia, pada periode musim kemarau, kurangnya tutupan awan menyebabkan radiasi balik gelombang panjang pada saat malam hari semakin kuat dan lebih banyak dilepas langsung ke atmosfer. 

"Akibatnya, permukaan tanah dan atmosfer bagian bawah lebih cepat mendingin, bahkan hingga di bawah titik beku nol derajat yang menciptakan fenomena embun beku," ujarnya. 

Selain itu, kata dia, faktor elevasi atau ketinggian tempat menentukan suhu di tempat tersebut, daerah yang memiliki ketinggian lebih tinggi akan memiliki suhu lebih dingin dibandingkan dengan daerah yang memiliki ketinggian rendah. 

Suhu akan menurun sebesar 0.65 derajat celcius setiap kenaikan elevasi sebesar 100 meter. Karena itu, sejumlah daerah yang daerah yang  tinggi, seperti dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, yang terletak pada ketinggian 2.093 meter dapat mencapai suhu yang sangat dingin, bahkan hingga di bawah 0 derajat celcius.

"Dampak musim kemarau menyebabkan suhu relatif dingin pada malam hari di wilayah Indonesia bagian Selatan, yang disebabkan oleh hembusan Angin Monsun Austraia, yang membawa massa udara kering dan dingin," tuturnya. 

Berdasarkan pengamatan Suhu Minimum Harian oleh Stasiun Observasi BMKG menunjukkan wilayah Ruteng (Satarcik) dan Malang (Tretes) masih mencatat keadaan suhu paling dingin dalam beberapa hari terakhir. 

Kesaksian Warga, Gempa Garut Dirasakan Besar dan Terdengar Rumah Gemeretak dan Kaca Bergetar

Pencatatan suhu minimum menunjukkan 10,4 derajat Celcius di Tretes dan 13,8 derajat celcius di Bandara Frans Sales Lega, Ruteng per 27 Juni 2019. (asp)

Ilustrasi petugas BMKG

Udara Panas yang Melanda RI dalam Beberapa Hari Terakhir Bukan Heatwave, Menurut BMKG

BMKG memastikan fenomena udara panas yang melanda Indonesia dalam beberapa hari terakhir bukan merupakan gelombang panas atau heatwave tapi akibat gerak semu Matahari.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024