VIVAnews -- Tim Pendukung Teknis (TPT) rehabilitasi dan rekonstruksi Sumatera Barat pasca gempa 7,9 Skala Richter usulkan dana Rp 6,4 triliun untuk perbaikian sejumlah fasilitas yang rusak. Rehab dan rekonstruksi Sumbar pasca gempa dengan dana tersebut akan memakan waktu dua tahun hingga (2010-2011)
Koordinator TPT Sugeng Pranoto mengatakan, penyerapan anggaran terbesar tersedot untuk pemulihan masyarakat korban gempa. "Persentasenya mencapai 47,1 persen dari total anggaran yang diusulkan," kata Sugeng Pranoto. Dengan jumlah rumah yang mengalami rusak berat sebanyak 114.483 unit, rusak sedang 67.182 unit, rusak ringan 68.913 unit, menghabiskan anggaran sebesar Rp 2,4 triliun.
Jumlah tersebut belum termasuk bantuan bagi keluarga yang rumahnya rusak berat yang bila dijumlahkan mencapai Rp 3 triliun lebih. Penyaluran dana bantuan ini dilakukan melalui kelompok-kelompok masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa.
Sisa dana diusulkan untuk perbaikan sarana umum seperti jalan, saluran air bersih yang rusak, jembatan. Selain itu, perbaikan juga dilakukan terhadapap fasilitas pendidikan dan kesehatan serta berbagai fasilitas umum yang hancur karena bencana gempa akhir September lalu.
Sepanjang tahun 2009, TPT telah melakukan kegiatan fisik dengan menggunakan dana hibah. Dalam laporannya, kegiatan fisik berupa perbaikan sejumlah fasilitas dan modal usaha ini menelan anggaran sebesar Rp 313,9 miliar.
Penggunaan dana terbesar dilakukan untuk perbaikan fasilitas perumahan (rehab rumah dan relokasi warga) dan ekonomi produktif. Rehab dan relokasi warga menghabiskan biaya Rp 115,1 miliar. Sedangkan perbaikan ekonomi produktif warga memakan biaya Rp 81,3 miliar.
Laporan: Eri Naldi | Padang
Mengenal Sejarah Hari Buruh Internasional yang Diperingati Setiap 1 Mei
Hari Buruh yang diperingati setiap 1 Mei bukanlah sekadar hari libur. Tanggal tersebut memiliki sejarah panjang yang merepresentasikan perjuangan kelas pekerja untuk mend
