Logo BBC

Pesisir Indonesia Kian Terancam Tenggelam? Ini Bukti-buktinya

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Kita hanya berserah".


Ancaman tenggelam yang dihadapi pesisir Kalimantan Barat, dipahami betul oleh Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji.

Pria yang pernah menjabat sebagai wali kota Pontianak selama dua periode itu mengatakan topografi Pontianak hanya 0,2 - 1,2 cm di atas permukaan air laut. Sedangkan pasang laut lebih dari 1 m, kadang 1,5 m.

Sehingga, pada bulan Desember di Pontianak ada beberapa titik yang tergenang, termasuk Sungai Kakap dan beberapa area yang berada di cekungan.

"Kita selama ini tidak pernah berbicara mengenai topografi secara utuh sebagai panduan untuk perencanaan pembangunan, sehingga kadang ada daerah cekungan yang dijadikan permukiman. Harusnya kan tidak."

"Daerah cekungan inilah paling padat penduduknya, pasti tergenang," jelas Sutarmidji.

Kubu Raya berada di daerah cekungan sehingga menyebabkan ketika hujan deras, tanah gambut tergerus, membuat pemukaan tanahnya semakin turun.

"Kalau Pontianak tergenang, daerah lain sudah pasti kena, sebagian besar tergenang di pesisir itu dan intensitasnya semakin tahun makin tinggi," kata dia.

"Apalagi di sini kawasan pergerakan tanah semakin banyak. Tanah kita tuh labil sehingga pergerakan [semakin banyak]," kata dia.

Sutarmidji mengungkapkan, Kalimantan Barat menghadapi ancaman ekologi dari berbagai penjuru, tidak hanya pesisir yang terdampak pemanasan global, namun juga alih fungsi lahan yang membuat penurunan muka tanah semakin parah.

Salah satunya, penambangan bauksit yang merajalela di Kalimantan Barat. Padahal, menurut Sutarmidji, bauksit merupakan penyeimbang tanah yang labil.

"Begitu ditambang, permukaan tanah turun," tegasnya.

Sementara itu, alih fungsi lahan yang terjadi di Kalimantan Barat, mengakibatkan ketika cuaca ekstrem terjadi, air dari hulu mengalir deras dan berdampak pada warga yang tiinggal di hilir.

"Tanaman lokal sudah tidak ada, diganti tanaman pendatang seperti sawit."

"Hilir yang paling menderita. Masyarakat menengah ke bawah pasti menderita. Ini yang kita tidak mau sehingga kita harus antisipasi dari awal," kata dia.

`Perubahan iklim sudah menjadi kenyataan`

Selama dua puluh tahun meneliti penurunan muka tanah di Indonesia yang bisa menenggelamkan daratan di kemudian hari, Heri mengatakan respon pemerintah selama ini "masih lambat".

"Awalnya mereka tidak percaya, akhirnya seiring waktu percaya, kemudian mengambil langkah-langkah, tapi kelihatannya masih sedikit lambat," akunya.

Masyarakat yang tinggal di pesisir pun, menurut Heri, sebagian besar masih belum memahami ancaman banjir permanen ini.