Indonesia Diyakini Mampu Positif Hadapi Krisis Global, Apa Alasannya

Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar
Sumber :
  • YouTube I’M GenZ

VIVA – Pandemi wabah Corona yang menghantam dunia membawa dampak yang menjadi krisis global, termasuk untuk Indonesia. Meski demikian, kondisi tersebut rupanya justru bisa menjadi momentum positif bagi bangsa Indonesia.

Sebut Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Nasional Terjaga, OJK Waspadai Hal Ini

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri luar Negeri, Mahendra Siregar dalam menanggapi arah politik luar negeri Indonesia dalam menghadapi imbas dari adaptasi bergulirnya tatanan dunia baru.

Pemerintah kini dinilai perlu untuk memiliki strategi khusus dalam memainkan peranannya di kawasan terdekat. Dimensinya mengacu kepada geopolitik juga geoekonomi.

Program Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 Berakhir, OJK Ungkap Alasan Tak Diperpanjang

Sikap optimisme yang terukur tersebut terkuak dalam Virtual Public Lecture milik Indonesia Millenial & Generasi Z (I’M Gen Z), Rabu 17 Juni 2020, pukul 13.30 WIB.

Baca juga: Demi Ujian Online, Siswi Ini Tidur di Atas Pohon Cari Sinyal Internet

Namanya Diisukan Bakal Jadi Menkeu Prabowo, Begini Respons Mahendra Siregar

Dengan mengusung tema besar “Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia Pasca Pandemi COVID-19” pemaparan Wamenlu turut menyinggung peluang Indonesia merebut keuntungan dari impact pada krisis global tersebut.

“Krisis selalu memunculkan sebah peluang yang sangat bagus. Serupa dengan krisis global sekarang ini yang dimulai dari perang dagang Tiongkok-Amerika Serikat. Kondisi ini semakin diakselerasi pandemi COVID-19. Tapi, Indonesia selalu membalikan krisis menjadi reformasi untuk sebuah peluang,” ungkap Wamenlu Mahendra Siregar.

Indonesia memang memiliki catatan bisa keluar dari jerat krisis pada 1997/1998. Diawali moneter, lalu krisis berkembang multidimensional bahkan mengarah kepada disintegrasi bangsa.

Namun, Indonesia nyatanya bisa membalikan momentum dengan mengubah problem menjadi sebuah peluang. Memberi manfaat secara ekonomi hingga merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca juga: Viral, Aksi Penjambret Rampas Ponsel Pejalan Kaki dalam 3 Detik

“Krisis waktu itu sebenarnya sangat parah. Masalahnya sangat kompleks karena bukan sekedar urusan ekonomi saja. Dengan DNA yang dimilikinya, Indonesia bisa membalikan momentum. Kami sangatlah yakin kalau Indonesia juga bisa melakukan hal sama saat ini. Sebab, semua negara sedang dihadapkan pada masalah serupa,” jelas Mahendra.

Ekonomi dunia memang sedang rontok karena terkena kebijakan lockdown pandemi COVID-19. Imbas besarnya, dunia mengalami resesi ekonomi hingga 6%. Pada kondisi normal, angka tersebut berada di level 3 persen.

Masyarakat dunia dihadapkan kepada risiko besar pemutusan hubungan kerja (PHK). Dunia pun kembali dihadapkan pada problem kemiskinan yang lebih besar.

Baca juga: Universitas Airlangga Umumkan Temuan Pengobatan Stem Cell COVID-19

Secara riil, perdagangan dunia turun 25 persen hingga 30 persen. Aktivitas transaksi melalui ekspor-impor sangat minim. Hal tersebut sekarang dirasakan langsung oleh Indonesia.

Sepanjang Mei 2020, nilai ekspor pun berada pada angka USD10,53 Miliar. Turun sekitar 13,4 persen dari April 2020. Realisasi tersebut terkoreksi sangat tajam hingga 28,95 persen apabila dikomparasi dengan Mei 2019.

“COVID-19 membuat ekonomi anjlok. Ada risiko besar di situ. Sebuah negara sekarang tidak bisa lagi bertumpu pada 1 negara saja. Harus ada kemandirian. Diperlukan pendekatan bilateral dan lateral guna mewujudkan kemandirian bahan baku yang terintegrasi industri,” ujar Mahendra.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya