Menkes Targetkan Penyakit TBC Hilang pada 2035

Menkes RI, Nila Moeloek
Sumber :
  • Viva.co.id/Tasya Paramitha

VIVAnews - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu 14 Agustus 2019. Agenda pertemuan adalah untuk berkoordinasi terkait penanganan penyakit tuberkulosis di Indonesia.

AS Donasikan US$1,6 Juta untuk RS Muhammadiyah

"Tentang tuberkolosis. Jadi memang tentang TBC. Jadi kita ini mempunyai komitmen di dunia bahwa tuberkulosis ini harus dihilangkan, dieleminasikan," kata Menkes usai pertemuan.

Menurut Nila, saat ini kasus TBC di Indonesia adalah nomor ketiga terbanyak di dunia. Dia menilai penanganan TBC tidak hanya terkait bidang kesehatan saja tetapi juga membutuhkan koordinasi dengan lembaga lain.

Bukan Hanya COVID-19, Penyakit Ini Juga Tak Kalah Mematikan

Nila menjelaskan, penyakit TBC sebagian besar terkait dengan orang tidak mampu atau lingkungan yang tidak sehat. Karena itu dia juga berharap pemerintah daerah atau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  memperhatikan lingkungan-lingkungan yang kumuh.

"Nah ini kita memerlukan, mengingatkan kepada Pemda, kepada PUPR, bagaimana rumah-rumah ini tidak ada rumah kumuh yang enggak punya ventilasi dan sebagainya. Jadi kita harus ada kerja sama antarkementerian," kata dia.

Pemuda di Tebet Gantung Diri Diduga Sakit TBC Bertahun-tahun

Dengan penanganan ini, pemerintah menargetkan penyakit TBC sudah hilang pada 2030 atau 2035. Kemenkes juga berharap pemerintah terus mengangkat penanganan TBC ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Targetnya 2030 kita harus eliminasi. Eradikasi 2035," kata Nila.

Sementara, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wapres, Bambang Widianto, juga mengakui penanganan TBC membutuhkan kerja sama berbagai lembaga terkait. Wapres berharap dukungan dari kementerian yang lain.

"Ini kan ranah lintas kementerian, bukan hanya Kementerian Kesehatan, jadi barangkali perlu diangkat ke Pak Wakil Presiden. Jadi kalau cara penanganannya sih pake metode yang sudah baku di Kementerian Kesehatan. Cuma ya kita dorong lagi," kata Bambang di tempat yang sama. [mus]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya