Massa Serang Polsek Sorong Timur dan Bakar Lapas, Napi pada Kabur

Massa mendengarkan arahan agar tak anarkistis
Sumber :
  • VIVAnews/Banjir Ambarita

VIVA – Aksi anarkistis oleh massa berjumlah ratusan orang di Papua dan Papua Barat bukan hanya terjadi di Manokwari namun juga merambat ke Kota Sorong. Polsek Sorong Timur dan lapas juga menjadi sasaaran. Polsek Sorong Timur ikut diserang.

Aparat Gabungan TNI-Polri Rebut Wilayah Homeyo Intan Jaya Papua dari OPM

Kapolres Sorong Kota, AKBP Mario Siregar membenarkan soal adanya penyerangan terhadap Polsek Sorong Kota. 

“Massa melakukan penyerangan dengan melempar pakai batu, meski kami sudah sudah berjaga guna mengantisipasinya,”kata Kapolres.

Relawan Prabowo G-Nesia Banjir Dukungan Usai Pilpres, Diah Warih: Alhamdulillah

Namun aksi itu bisa diredam. “Massa menghentikan aksinya setelah diimbau secara persuasif,” tuturnya.

Sebelum menyerang Polsek Sorong Timur, massa melakukan pengrusakan bandara Domine Eduard Osok. “Massa merusak sejumlah kendaraan yang parkir dan fasilitas bandara,”ungkap Kapolres.

Dua Pelaku Penganiayaan Berat terhadap Bripda Oktavianus Masih Buron

Kapolres juga mengakui adanya pembakaran Lapas Sorong. “Lapas juga diserang, tapi kami lebih fokus menjaga Polsek,” paparnya.

Pendemo juga melakukan provokasi terhadap narapidana, sehingga aksi pembakaran terhadap Lembaga Permasyarakatan Sorong Kota terjadi. 

Kepala Bagian Humas dan Protokol Ditjen PAS Kemenkum HAM RI, Ade Kusmanto, saat dihubungi melalui selulernya menjelaskan, saat ini kondisi Lapas Sorong Kota hangus dilahap si jago merah. “Hampir 90 persen kondisi bangunan Lapas Sorong Kota hangus terbakar,” papar Ade. 

Ade melanjutkan, pada saat lapas dibakar ada 552 warga binaan lapas. “Kami belum bisa pastikan apakah seluruh warga binaan masih berada di Lapas atau mengambil kesempatan untuk melarikan diri,” kata Ade.

Informasi awal, ada warga binaan yang bertahan di lingkungan Lapas dan ada juga yang melarikan diri. “Tapi berapa jumlah yang lari belum teridentifikasi,” katanya.

Ade mengatakan, penyebab pembakaran berawal dari adanya provokasi yang dilakukan para pendemo, pada saat mendatangi Lapas dan melalukan pelemparan.

“Pendemo melakukan pelemparan ke arah lapas. Para narapidana terprovokasi sehingga balik melakukan pelemparan hingga berujung lempar-lemparan dan melawan petugas untuk keluar,” kata dia.

Selanjutnya, para narapidana melakukan pembakaran, sehingga para narapidana berhasil keluar dan sebagian dari mereka melarikan diri.

Pada saat terjadinya pembakaran, lanjutnya, tak ada aparat kepolisian dan TNI yang datang memberikan bantuan, lantaran pihak keamanan juga mengamankan sejumlah titik-titik yang mendapat penyerangan dari massa pendemo.

“Jadi saat pembakaran. Aparat keamanan juga lagi menjaga sejumlah titik, yang diserang oleh sejumlah massa pendemo,” katanya.

 Ade menambahkan, terdapat satu petugas lapas yang terluka akibat mencoba mencegah aksi pembakaran terhadap lapas.

“Ada satu orang petugas kami yang terluka saat mencegah aksi anarkis dari narapidana. Sedangkan apakah ada narapidana yang terluka, kami belum mendapat laporannya,” paparnya.

Sementara itu di Jayapura, massa ribuan orang yang terdiri dari mahasiswa dan warga  yang memggelar aksi di halaman kantor gubernur ditemui Gubernur Papua Lukas Enembe.

Para pendemo yang melakukan aksi protes terhadap penangkapan 43 mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, kemudian mendengar arahan yang disampaikan Gubernur Papua Lukas Enembe. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya