VIVA – Wakil Ketua Komisi III DPR RI fraksi Gerindra Desmond Mahesa mengakui memang ada lobi jelang uji kelayakan dan kepatutan calon pimpinan KPK. Politisi Gerindra itu mengakui juga ada beberapa orang yang menemuinya.
"Kalau lobi, kenal itu biasa saja. Periode lalu Abraham Samad, Bambang datang. Kalau periode ini ada beberapa orang yang ketemu saya. Tapi ada enggak mereka dalam konteks ini melakukan itu?" kata Desmond di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa 3 September 2019.
Meski begitu, ia pastikan Gerindra tak memiliki deal apapun soal fit and proper test capim KPK ini. Ia tak mengetahui soal kemungkinan deal pada partai lainnya.
"Gerindra tidak ada (deal politik). Kalau ada partai lain saya enggak tahu. Fraksi Gerindra terbuka saja. Kita yakin, kita pilih. Urusan selanjutnya, masing-masing kan menjalankan," kata Desmond. Bila kualitas capim buruk, Jokowi disarankan angkat Pimpinan KPK sementara.
Terkait dengan uji kelayakan dan kepatutan di DPR, ia pastikan memperhatikan saran dari masyarakat sipil. Karena itu, pansel harus menyerahkan data-data capim mulai dari biodata karir dan proses seleksinya.
"Agar DPR bisa lebih paham tentang kapasitas dan kapabilitas dan keseriusan orang ini. Logis enggak Pansel meluluskan, jangan sampai kayak pengalaman hakim agung terakhir ini, Komisi Yudisial kirim, kita tolak terus, jangan sampai 10 orang kami tolak," kata Desmond.
Ia menyarankan kalau capim tak memiliki kapasitas, atau kualitas capimnya lebih parah daripada yang ada hari ini, maka presiden bisa mengeluarkan surat. Misalnya Keppres untuk mengangkat Pimpinan KPK sementara seperti yang lalu-lalu saja.
"Jadi jangan berharap juga 10 orang ini bisa lolos, bisa lima, bisa tiga, yang pasti tidak lebih dari lima," kata Desmond. (ren)
