Logo BBC

Gempa Ambon, 100.000 Lebih Orang Masih Mengungsi

Warga korban gempa Maluku berada di tenda yang dibuat secara mandiri di Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku, Selasa (1/10/2019). Warga di kawasan tersebut menyatakan belum ada bantuan dari pemerintah pascagempa bumi magnitudo 6,8 SR yang mengguncang Pulau Am
Warga korban gempa Maluku berada di tenda yang dibuat secara mandiri di Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku, Selasa (1/10/2019). Warga di kawasan tersebut menyatakan belum ada bantuan dari pemerintah pascagempa bumi magnitudo 6,8 SR yang mengguncang Pulau Am
Sumber :
  • bbc

"Jadi banyak yang mengungsi karena merasa tidak aman dan panik. Tercatat sampai saat ini sudah seribu lebih kali gempa susulan," sambungnya.

"Itu yang membuat warga panik dan takut kembali ke rumah."

Karena itulah, pemerintah melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto sempat meminta pengungsi agar kembali ke rumah sebab situasi diklaim sudah aman.

"Diharapkan masyarakat bisa kembali ke tempat tinggal masing-masing untuk mengurangi besaran pengungsi, pengungsi terlalu besar ini sudah menjadi beban pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," kata Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Senin (30/09).

Tapi pernyataan Wiranto itu belakangan dikecam. Dalam sebuah surat, warga yang menamakan diri Keluarga Besar Masyarakat Maluku mengatakan: "Bahwa pernyataan Bapak Wiranto tidak hanya menghina kami, yang dikesankan merepotkan negara, karena kami yang sedang tertimpa masalah."

Belakangan, pada Jumat (04/10), Wiranto minta maaf.

"Dalam kesempatan ini, saya sampaikan bahwa kalau ada ucapan dan kalimat yang saya sampaikan, apabila dirasa mengganggu masyarakat Maluku dan menyakiti hati dan sebagainya, itu pasti bukan karena saya sengaja untuk menyakiti hati dan menyinggung perasaan masyarakat Maluku. Tapi kalau ada yang tersinggung dan sakit hati, secara tulus saya minta dimaafkan," katanya.

Fasilitas umum ikut terdampak

Masa tanggap darurat gempa diberlakukan selama 14 hari dan berakhir pada 9 Oktober nanti. Herry Latuheru juga menjelaskan, setidaknya 6.184 rumah rusak, beberapa di antaranya gedung kampus, sekolah, jembatan, kantor milik pemda, pelabuhan, dan rumah ibadah juga

Ada pula, Rumah Sakit Tulehu milik pemda di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, dikosongkan karena ikut terdampak. Apalagi lokasinya di wilayah pesisir.