Ditolak IDI Jadi Menkes, Respons Terawan: Sudah lah, Biarin Saja

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVA – Ikatan Dokter Indonesia dikabarkan sempat menolak penunjukan Letjen (Purn) dr. Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan oleh Presiden Jokowi. Dalam sebuah surat dengan kop Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat IDI tertanggal 30 September 2019, berisi rekomendasi dari MKEK IDI kepada Presiden Jokowi agar tidak mengangkat Terawan.

Menkes: Kalau Mau Mencapai Indonesia Emas 2045, Masyarakat Harus Sehat dan Pintar

Surat rekomenasi itu ditandatangi oleh Ketua MKEK dr Broto Warsito. MKEK IDI menjelaskan kalau Terawan sedang terkena sanksi akibat melakukan pelanggaran etik kedokteran. Hal itu tertera dalam Keputusan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran PB IDl No.009320/PB/MKEK-Keputusan/07J201 I tanggal 12 Februari 2018.

Saat pelepasan sebagai Kepala RSPAD, Terawan tidak bersedia berkomentar banyak terkait penolakan IDI terhadap penunjukan dia sebagai Menkes. Terawan merasa tidak pernah memiliki masalah.

Menkes Budi Paparkan Penanganan Penyakit Arbovirus

"Sudah lah, yang berkasus itu siapa, biarin saja," ungkap Terawan saat ditemui di RSPD, Rabu, 23 Oktober 2019.

Terawan tidak bersedia menanggapi kasus yang sempat ramai menyeret dirinya itu. Karena itu, Terawan tak perlu memenuhi panggilan yang pernah dilayangkan oleh MKEK IDI, sebelum penunjukan dirinya sebagai menteri.

Risma dan Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi, Budi Arie: Jangan Didramatisir

"Kan saya tidak pernah menanggapi. Ndak perlu (memenuhi panggilan) kan kita memang bukan waktunya, harus sesuai tata cara militer. Saya waktu itu militer," katanya.

Metode Cuci Otak Terawan

Selama berkarier di dunia kesehatan, banyak terobosan yang dibuat oleh Terawan. Paling fenomenal adalah terapi cuci otak yang dikenal dengan 'Terawan Theory'.

Pertama kali diperkenalkan pada 2005. Metode ini disebut-sebut telah membantu meringankan 40 ribu penderita stroke.

Beragam penghargaan pernah diterima Terawan atas penemuannya. Seperti Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Substraction Angiogram (DSA) terbanyak, serta Penghargaan Achmad Bakrie XV.

Metode terapi cuci otak Terawan masih terus mengalami kontroversi. Puncaknya pada 2018 lalu, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) menyatakan metode milik Terawan terbukti melakukan pelanggaran berat etik kedokteran.

MKEK PB-IDI kemudian memecat sementara selama satu tahun Terawan sebagai anggota IDI. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya