Resmikan Pabrik Baru Chandra Asri, Jokowi: Ini Sangat Prospek

Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik new polyethylene.
Sumber :
  • VIVAnews/ Agus Rahmat

VIVA – Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik new polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, di Cilegon, Banten, Jumat, 6 Desember 2019.

Nasib Jokowi di PDIP, Kaesang Pangarep Tidak Ingin Ikut Campur: Itu Urusan Partai Lain

Dalam sambutannya, Kepala Negara mengatakan bahwa hingga saat ini defisit transaksi berjalan belum bisa ditangani. Masalahnya, pasokan ekspor jauh lebih kecil dibandingkan impor. 

"Karena bahan bakunya kebanyakan masih impor. Termasuk di dalamnya yang paling besar adalah petrokimia," kata Jokowi. 

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

Dengan hasil produksi yang cukup besar, 4 juta ton, Jokowi mengatakan, pabrik ini sangat prospek. Terutama dalam membantu mengatasi defisit transaksi berjalan tersebut.

"Feeling saya 4-5 tahun lagi kita enggak impor bahan-bahan petrokimia," ujar Jokowi. 

Menlu Singapura Bertemu Jokowi di Istana Negara, Ini yang Dibahas

Jokowi menjelaskan, ekspor bahan kimia Indonesia Rp124 triliun. Sementara itu, impor mencapai Rp317 triliun. Ada defisit Rp193 triliun. 

Karena menganggap pabrik ini penting, Jokowi berharap, bisa dikebut. Jika targetnya empat tahun, Jokowi meminta setidaknya rampung dalam dua tahun ke depan.

"Oleh sebab itu, pembangunan pabrik baru merupakan langkah konkret. Ini yang dibutuhkan negara kita. Bukan wacana-wacana," tutur mantan gubernur DKI Jakarta itu. 

Sementara itu, Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra mengaku, nantinya pabrik baru ini akan menyerap sebanyak 25.000 pekerja. Termasuk tenaga kerja ahli seperti engineer.

"Kami ingin berterima kasih kepada Presiden Jokowi dan pemerintah atas dukungan yang diberikan. Kami berkomitmen untuk terus menjadi mitra pertumbuhan Indonesia," kata Erwin di kawasan pabrik Chandra Asri, Banten, Jumat, 6 Desember 2019.

Pabrik ini mampu memproduksi 400 ribu ton. Ke depannya, mampu memproduksi total polyethylene Chandra Asri menjadi 736 ribu ton per tahun. Nilai investasinya US$380 juta. 

Pabrik baru tersebut akan memproduksi High Density Polyethylene (HDPE), Linear Low Density Polyethylene (LLDPE), dan Metallocene LLDPE (mLLDPE). 

Pengerjaan konstruksi sudah 97 persen pada April 2019 dan akan memulai produksi komersial pada kuartal IV-2019.

Menurut Erwin, kebutuhan akan bahan baku polyethylene di Indonesia meningkat pesat seiring laju pertumbuhan ekonomi nasional. Hingga kini, industri petrokimia di Tanah Air masih mengimpor sekitar 40-50 persen.

"Peningkatan kapasitas pabrik polyethylene Chandra Asri diharapkan dapat menjadi substitusi impor dan menghemat devisa negara sebesar Rp8 triliun. Pabrik baru ini juga telah mendapat kebijakan tax holiday dari pemerintah, kebijakan yang telah menciptakan iklim investasi yang baik," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya