Muncul Kerajaan Kandang Wesi, Kali Ini Istana Padepokannya di Garut

Bagian dalam istana Keraton Kandang Wesi
Sumber :
  • VIVAnews/Diki Hidayat

VIVA – Padepokan Syahbandar Kari Madi (SKM) yang disebut-sebut Keraton Kerajaan
Kandang Wesi ada di Kampung Cimareme, Desa Tegal Gede, Kecamatan Pakenjeng
Kabupaten Garut Jawa Barat. Keraton Kandang Wesi tiba-tiba menjadi perbincangan seiring dengan munculnya kerajaan abal-abal yang muncul di sejumlah tempat.

Jasad Ibu dan Dua Anak Korban Longsor di Garut Ditemukan

Kerajaan Kandang Wesi dengan seorang raja yang akrab disebut Guru Besar (GB) Nurseno SP Utomo tanpa adanya perangkat kerajaan lainnya.

"Gelar raja ini hanya bentuk pengakuan saja bagi saya, yang memang bisa melestarikan budaya Kandang Wesi," ujar Nurseno yang juga Guru Besar Paguron Syahbandar Kari Madi di Garut, Jabar pada Senin 27 Januari 2020.

Ibu dan Dua Anak Tertimbun Longsor di Garut, Petugas Kesulitan Lakukan Evakuasi

Untuk menuju ke Keraton Kerajaan Kandang Wesi dari Kota Garut dibutuhkan waktu hingga empat jam menyusuri pegunungan yang sangat indah dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok. Posisi Keraton berada di sebuah lembah pada ketinggian 350-400 mdpl sehingga udara terasa panas. Namun karena pepohonan yang rindang membuat lokasi tersebut menjadi asri.

"Kalau di sini warga itu wajib memelihara pepohonan jangan sampai dirusak, " ungkap GB (sapaan akrab Nurseno).

Kematiannya Dianggap Tak Wajar, Makam Seorang Pria di Garut Dibongkar

Pada pintu masuk keraton atau padepokan terdapat pos pengamanan dan pintu gerbang yang sangat sederhana. Padepokan tersebut berdiri di dekat dengan situs Kerajaan Kandang Wesi berupa enog (telur) batu dan situs lainnya, pada areal tanah seluas 1,5 hektare milik GB.

" Situs itu awalnya berada di situs Dayeuh Luhur, saya pindahkan ke padepokan karena di sana beberapa kali hilang akibat tangan-tangan jahil, " kata GB.

Senada dengan GB, Mahmud Bin Abidijaya (72) sesepuh Kampung Cimareme, Desa Tegal Gede, Kecamatan Pakenjeng Garut mengatakan, jika situs tersebut tidak dipindahkan saat ini kemungkinan sudah tidak ada. Saat situs tersebut masih di Dayeuh Luhur, keberadaan situs beberapa kali berpindah tempat dan hampir hilang.

"Walaupun sudah dijaga oleh warga tetap saja ada orang iseng yang mengganggu lalu dipindahkan ke sini jadi sudah puluhan tahun aman, " katanya.

Di Padepokan Syahbandar Kari Madi terdapat satu buah bangunan padepokan lengkap dengan dapur dan jamban dan tempat tidur serta lahan parkir di bagian dalam pedepokan. Padepokan hanya diisi oleh beberapa orang yang bertugas membersihkan padepokan.

" Ya seperti ini sepi, kalau ada pangersa (GB)  beberapa orang datang untuk bersilaturahmi," ungkap Mahmud.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya