Mengenal Legenda Putri Mandalika Jelang MotoGP 2021

VIVA – MotoGP 2021 akan digelar di Kawasan Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Event tersebut berlangsung di Mandalika karena di sana terkenal dengan keindahan deretan pantainya.

Momen-momen yang Bikin Valentino Rossi Yakin Pensiun dari MotoGP

Namun, tidak hanya keindahan pantai yang menjadi primadona. Kawasan MotoGP tersebut erat kaitannya dengan legenda Putri Mandalika di Lombok.

Konon dahulu kala hiduplah sosok putri yang cantik jelita dari Kerajaan Tonjang Beru di Lombok. Dikenal sebagai Putri Mandalika. Sosok sang putri tidak hanya menawan tetapi memiliki akhlak terpuji, sehingga dia jadi rebutan banyak pangeran.

Disambut Jelmaan Putri Mandalika

Budayawan Sasak, Lalu Putria mengatakan, banyak putra mahkota dari maupun luar Lombok berlomba-lomba untuk mempersunting sang putri. Dia betul-betul jadi rebutan para pangeran dari empat penjuru mata angin.

"Putri raja dari Lombok yang sangat cantik jelita. Dia diminati beberapa putra mahkota yang merupakan kedatuan atau kerajaan dari Lombok dan luar Lombok," katanya, Minggu, 10 Februari 2020.

Netizen 'Keroyok' Pembalap MotoGP yang Sebut Lombok Tempat Buruk

Sang putri pun bimbang harus memilih salah satu pangeran, karena jika memilih salah satu di antara banyak pangeran maka akan menimbulkan kecemburuan dan berakhir pada pertumpahan darah.

"Karena kalau dia memilih salah satu putra mahkota, dia khawatir akan terjadi perselisihan bahkan peperangan. Sehingga dia berjanji pada semua pangeran, jika mencintai dirinya datanglah pada tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak," ujarnya.

Pada tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak, seluruh pangeran berkumpul di Pantai Seger (masuk di kawasan Mandalika). Sang putri dari atas bukit menegaskan tidak memilih salah satu di antara pangeran.

"Putri Mandalika menetapkan diri tidak memilih salah satu pangeran," katanya.

Sang putri berpesan jika semua rindu padanya, maka datanglah setiap tahun pada tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak di pantai itu. Putri Mandalika kemudian lompat dari atas bukit menerjunkan diri ke laut dan menghilang ditelan ombak.

Semua orang berusaha mencari sang putri, namun tubuh Putri Mandalika tidak ditemukan. Mereka hanya menemukan ribuan cacing laut yang disebut Nyale. Nyale berasal dari kata nyala, karena ribuan cacing laut berwarna-warni. Itu diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Dari peristiwa tersebut hingga kini muncul tradisi Bau Nyale atau menangkap cacing laut. Ribuan masyarakat berbondong-bondong datang ke pantai tersebut setiap satu tahun sekali untuk mencari Nyale.

"Bau Nyale berawal dari legenda Putri Mandalika. Masyarakat datang Bau Nyale untuk menyambut figur sentral masyarakat Lombok yang mana beliau mengorbankan diri untuk kepentingan orang banyak," tuturnya.

Bau Nyale tahun ini puncaknya pada 14 hingga 15 Februari 2020. Untuk menghitung tanggal festival Bau Nyale tidak asal-asalan, harus melalui musyawarah bersama tokoh adat dari empat penjuru angin.

Kemudian penetapan tanggal Bau Nyale menggunakan papan warige. Biasanya menjelang Bau Nyale akan ada tanda-tanda alam.

Tanda alam biasanya berupa suara gemuruh dari laut selatan Lombok disertai hujan angin. Kemudian petir yang menyambar, bambu muda atau dalam istilah Sasak Lombok disebut rebung mulai tumbuh dan masih banyak lagi tanda-tanda alam.

Masyarakat meyakini Nyale jika disembek (diusap di kening) anak maka anak dapat mengikuti kebijaksanaan Putri Mandalika.

"Nyale disembek ke anak dengan doa dan harapan agar anaknya bisa mewarisi sifat baik Putri Mandalika. Ada masyarakat yang percaya jika makan Nyale akan sehat dan cantik," ujarnya.

Selain itu, Nyale diyakini dapat mengusir hama di sawah. Konon baunya membuat walang sangit menjauh. Dari sisi ekonomi, setiap festival Bau Nyale, ribuan masyarakat akan datang ke kawasan Mandalika, sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat.

Dinas Pariwisata NTB juga secara rutin menggelar festival Bau Nyale setiap tahun. Rangkaian acara memeriahkan festival tersebut, mulai dari pentas seni, hiburan rakyat, pameran hingga kuliner.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya