Geger Broadcast 1 Pasien Meninggal di Pamekasan, Bupati: Bukan Corona

VIVA – Sebuah pesan berantai atau broadcast berisi informasi adanya satu pasien meninggal dunia di RSUD Pamekasan, Madura, Jawa Timur, beredar di grup-grup WhatsApp (WA) pada Jumat, 20 Maret 2020.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Segera publik dibikin geger dan mengait-kaitkannya dengan virus Corona atau Covid-19. Bupati Pamekasan Badrut Tamam membenarkan soal meninggalnya pasien itu, tapi bukan karena Corona.

Broadcast itu diawali dengan kalimat, "*_Info _dari satgas Dir. RSUD_*
Ada pasien meninggal di RSUD hari ini." Dijelaskan di pesan, seorang anak berinisial EAM usia sebelas tahun beralamat di Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan meninggal dunia di RSUD setempat pada Jumat, 20 Maret 2020, sekira pukul 12.31 WIB.

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Si pasien disebut berasal dari Malang dan tiba di Pamekasan pada Selasa, 17 Maret 2020. Saat itu, si anak mengeluh panas dan batuk kemudian diobati sendiri oleh orang tuanya. Pada Kamis, 19 Maret 2020, si anak mengalami mual, muntah, dan panas. Orang tuanya membawa si anak ke RSUD Pamekasan dan mulai dirawat sekira pukul 20.38 WIB. 

Pada Jumat keesokannya sekira pukul 12.10 WIB, si anak disebut dirawat di ruang isolasi dan dua puluh menit kemudian dinyatakan meninggal dunia. "Langkah selanjutnya kami mengirimkan sampel darah utk diperiksa di laboratorium litbangkes di surabaya. Kami  menunggu hasilnya sekitar 5 hari. Demikian laporan," demikian penggalan akhir broadcast.

Ditemukan di Sejumlah Negara, Seberapa Bahaya Varian Baru Virus Corona Pirola?

Bupati Pamekasan Badrut Tamam mengatakan bahwa informasi meninggalnya pasien seperti di pesan berantai itu benar adanya. Namun, menurutnya, pasien dimaksud meninggal bukan karena positif Corona atau masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) maupun kategori orang dalam pemantauan (ODP).

"Enggak ada kategori itu (positif, PDP, atau ODP). Tidak ada (masuk) kategori terpapar (Corona) atau dalam pengawasan. Itu pasien biasa isinya kira-kira kayak di broadcast itu lah, terus pada Jumat meninggal. Apa itu (karena) demam berdarah atau apa, itu masih kita teliti," kata Badrut dikonfirmasi VIVAnews melalui sambungan telepon genggam. 

Sekretaris Partai Kebangkitan Bangsa Jatim itu menjelaskan, bisa jadi publik mengaitkannya dengan Corona karena saat ini lagi ramai-ramainya wabah virus yang diduga berasal dari Wuhan, Hubei, China, itu. 

"Akhirnya, orang sakit batuk saja dikait-kaitkan dengan Corona. Ada orang meninggal dikaitkan dengan Corona. Jadi itu (informasi di broadcast) tidak termasuk (pasien) yang di bawah pengawasan," ujar Badrut. 

Pemerintah Kabupaten Pamekasan sendiri, lanjut Badrut, sudah membentuk satuan tugas pencegahan dan penanganan Corona. Semua elemen terlibat dalam satgas tersebut dengan penanggung jawab bersama, yaitu bupati, wakil bupati, Kepala Kepolisian Resor, dan Komandan Distrik Militer setempat. "Dikoordinatori oleh Kepala BPBD Pamekasan," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya