Bantu Tenaga Medis, Anak Muda Slawi Buat 'Face Shield untuk Negeri'

VIVA – Sekelompok anak muda di Slawi, Tegal, Jawa Tengah (Jateng) yang tergabung dalam "Face Shield untuk Negeri" tergerak membantu kebutuhan face shield atau pelindung muka, untuk para tenaga medis yang berjuang menghadapi virus corona.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Tak hanya ingin membantu tenaga medis di kota itu, mereka pun ingin menolong para tenaga medis di zona merah corona, seperti Jakarta. 

Menurut Dhiya Fida Pangestu (22), salah satu inisiator gerakan "Face Shield untuk Negeri", aksi ini ia lakukan setelah mendengar keluhan dokter tentang sulitnya memperoleh Alat Pelindung Diri (APD) di masa darurat corona.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Ibu saya sakit, lalu saya mengantarkan ibu saya ke dokter. Dokternya bercerita tentang susahnya dapat APD di Tegal," ujar Dhiya kepada VIVAnews, Sabtu, 11 April 2020.

Mendengar cerita itu, Dhiya yang merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, terdorong untuk membantu. Dia bersama rekannya, Azmil Muzakki, serta enam orang teman lainnya dari alumni SMAN 1 Slawi, lantas membuat face shield.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Saat ini, face shield buatan mereka sudah digunakan di tiga rumah sakit di Slawi. Inisiatif mereka memproduksi hingga 500 face shield untuk digunakan di kota tersebut, disambut positif para tenaga medis setempat.

Para tenaga medis, menurut Dhiya, betul-betul terbantu karena saat wabah corona, Alat-Pelindung Diri (APD) malah langka di lapangan. "Kata dokternya face shield yang kami buat bagus, tidak berkabut di bagian plastik pelindungnya. Lalu bisa disesuaikan juga karena menggunakan karet," ujar Dhiya.

Dhiya mengemukakan, berkat keberhasilan ia dan rekan-rekannya menciptakan face shield inovatif, sejumlah fasilitas kesehatan di luar Tegal menghubunginya untuk menanyakan ketersediaan face shield

Dhiya dan rekan-rekannya akan memenuhi kebutuhan APD di dalam Tegal lebih dulu, baru melakukan produksi untuk dikirim ke daerah lain, termasuk Jakarta. "Kami akan memenuhi kebutuhan di Tegal dulu. Terus kami juga akan membuat sistem baru, seperti menambah volunteer untuk memproduksinya, atau menambah tempat workshop baru juga," ujarnya.

Dia menambahkan, "Kita ingin untuk membantu para tenaga medis yang benar-benar berada di red zone corona, seperti di Jakarta, Bandung."
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya