Saat 5 Eks Teroris Ikuti Upacara HUT RI ke-75 di Solo

Lima Eks Napi Terorisme Hormat Terhadap Bendera Merah Putih saat HUT RI ke-75.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Sebanyak lima mantan narapidana terorisme atau napiter mengikuti upacara HUT RI ke-75 di halaman Balai Kota Solo, Senin, 17 Agustus 2020. Mereka ikut berbaris dan lakukan penghormatan terhadap sang merah putih.

Silaturahmi dan Bukber Dengan Eks Napiter, Polda Jatim Ingin Terus Sinergi Membangun Kedamaian

Baca Juga: HUT RI ke-75, Prabowo Ajak Masyarakat Teruskan Perjuangan Pahlawan

Lima eks napiter itu meliputi Suparno, Paimin, Chamidi, Bayu Setyono dan Marmo. Mereka tampak mengenakan seragam batik, peci serta masker kain Merah Putih. Para eks napiter itu duduk di barisan kursi tamu undangan.

Menteri Basuki Sebut Presiden Baru Akan Dilantik di IKN

Upacara Peringatan HUT RI di Balai Kota Solo dipimpin langsung Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo itu juga dihadiri Deputi Komunikasi dan Informasi Badan Intelejen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto dan tamu undangan lainnya.

Saat pengibaran Bendera Merah Putih, para eks napiter ikut berdiri dan melakukan hormat bendera. Mereka terlihat khidmat saat mengikuti penghormatan terhadap bendera yang menjadi salah satu simbol negara.

Ribuan Prajurit dan Alutsista TNI AD Dikerahkan ke IKN untuk Peringatan HUT RI ke-79

Salah satu eks napiter yang mengikuti upacara bendera Peringatan HUT RI di Balai Kota Solo, Paimin mengaku mengikuti upacara HUT RI sejak mendekam di penjara. Setelah itu, ia selalu rutin mengikuti upacara setiap 17 Agustus seperti yang dilakukannya pada saat ini di Balai Kota Solo.

"Kalau saya sejak di LP Magelang itu mulai ikut upacara 17 Agustus," kata dia usai mengikuti upacara Peringatan HUT RI di Balai Kota Solo, Senin, 17 Agustus 2020.

Menurut Paimin sejak mendekam di penjara mulai sadar bahwa yang dilakukannya saat terlibat dalam jaringan terorisme itu salah. Ia terbukti memimpin sebuah kelompok beranggotakan delapan orang dan berencana meracuni polisi di Polda Metro Jaya sebelum akhirnya ditangkap pada Oktober 2011.

"Bahwa jalan saya salah, saya mulai merenungi dan teringat anak saya terus. Saya dulu ninggal anak dua dan saya teringat terus sehingga ingin segera pulang dan kembali ke keluarga saya," ucap dia yang saat ini tinggal di Maron, Sambungmacan, Sragen.

Sementara itu Deputi Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto mengatakan diajaknya para eks napiter mengikuti upacara bendera perayaan HUT ke-75 Republik Indonesia sebagai upaya untuk memupuk nasionalisme. Selain itu kehadiran para eks napiter menjadi simbol kembalinya mereka ke NKRI.

"Penanganan radikalisme harus dapat dilaksanakan dari hulu hingga hilir dan melibatkan semua pihak. Selain pemerintah, masyarakat juga perlu berperan aktif dalam menerima kembali para eks napiter," ucapnya.

Menurut Wawan pemerintahan Presiden Jokowi berkomitmen untuk terus memerangi paham radikal dan terorisme. Pasalnya, radikalisme dan terorisme semakin hari semakin berkembang.

"Deradikalisasi merupakan upaya menetralisir pemikiran radikal pelaku teror, dari awalnya radikal menjadi tidak radikal," kata dia.

Menurut Wawan proses deradikalisasi bertujuan untuk merehabilitasi dan mereintegrasi eks napiter kembali ke masyarakat. Program tersebut dilaksanakan secara terpadu oleh sejumlah kementerian dan lembaga terkait serta melibatkan partisipasi publik.

"Dalam praktiknya, proses deradikalisasi menemui sejumlah kendala, di antaranya adanya penolakan masyarakat terhadap eks napiter hingga tuduhan belum optimalnya deradikalisasi," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya