Alasan Lumbung Pangan Jatim Tetap Buka Meski 22 Petugas Positif Corona

Lumbung Pangan Jatim.
Sumber :
  • Nur Faishal/ VIVA.

VIVA – Pelayanan secara langsung Lumbung Pangan Jatim di gedung JX Internasional di Jalan A yani Surabaya, Jawa Timur, tetap dibuka kendati sebanyak 22 petugas terkonfirmasi positif Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19. Hanya pelayanan COD melalui WhatsApp yang sementara ditutup. Kepentingan hajat hidup warga di masa pandemi jadi alasan.

Siemens Dorong Layanan Kesehatan Menuju Era Baru

Baca: Sejumlah Karyawan Lumbung Pangan Jatim Dikabarkan Terpapar COVID-19

Pengelola Lumbung Pangan Jatim Erlangga Satriagung mengatakan, pelayanan secara langsung tetap dibuka karena ke-22 petugas yang terpapar corona bertugas di ruang administrasi yang mengoperasionalisasikan pemesanan melalui WhatsApp atau COD, yang tidak bersentuhan langsung dengan pengunjung.

Istana Bantah SYL Soal Presiden Perintahkan Tarik Uang Bawahan di Kementan

"Kalau petugas yang jaga di luar yang melayani pengunjung justru tidak (terpapar corona)," kata Erlangga di Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 20 Agustus 2020.

Sebagai antisipasi, seluruh area pelayanan Lumbung Pangan Jatim disterilisasi dengan penyemprotan disinfektan tiga kali dalam sehari. Sembari menunggu 22 petugas sembuh dari corona, pihaknya melatih petugas lain untuk bekerja di ruang pelayanan COD. "Mulai Minggu COD sudah buka lagi," ujar Direktur Utama BUMD PT Panca Wira Usaha itu. 

Kasus TB Melonjak Estimasi Hingga 1 Juta Lebih, Kemenkes Ungkap Alasannya

Alasan utama pelayanan Lumbung Pangan Jatim secara langsung tetap dibuka karena hal itu berkaitan dengan hajat hidup warga. Dibuka sejak April 2020, Erlangga mengatakan keberadaan Lumbung Pangan Jatim itu sangat dibutuhkan masyarakat Jatim di masa pandemi. "Ini merupakan tugas mulia," katanya. 

Karena sangat dibutuhkan masyarakat, program Lumbung Pangan Jatim yang semula dijadwalkan berakhir pada Juli lalu diperpanjang oleh Pemerintah Provinsi Jatim hingga Desember. Alasannya, kata Erlangga, pandemi corona tak juga berakhir. "Karena coronanya tak pergi-pergi," tandasnya.

Ia menjelaskan, Lumbung Pangan Jatim hanya melayani jual-beli sembako dan turunannya ke seluruh daerah di Jatim dengan harga murah dan gratis ongkos kirim. Setiap orang dibatasi pembelian minimal Rp60 ribu dan maksimal 20 kilogram berat barang. 

"Harganya murah, dibuat kulakan terus dijual dengan harga di bawah pasar pun masih untung," kata Erlangga. 

Program tersebut disubsidi oleh Pemprov Jatim. Karena itu gratis ongkos kirim. Bukan hanya ongkos kirim yang disubsidi, tapi biaya pergerakan barang dari tempat asal sampai ke lokasi Lumbung Pangan juga disubsidi. "Biaya pergerakan barang, dari petani, terus biaya angkut, sampai ke Lumbung Pangan juga disubsidi," katanya. 

Erlangga merinci, anggaran pembelian sembako dan turunannya sebesar Rp12 miliar dan rencananya akan ada tambahan Rp17 miliar. Adapun subsidi ongkos kirim sebesar Rp6 miliar. Sementara anggaran pergerakan barang sebesar Rp3 miliar. Ia menegaskan, semua uang yang berputar di Lumbung Pangam Jatim nantinya dikembalikan ke kas daerah. "Kami tidak mengambil untung," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya