Tolak Isolasi, Keluarga Pasien COVID-19 Lumuri Petugas dengan Tinja

Petugas medis melakukan tes COVID-19. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • VIVAnews/Kenny Putra

VIVA – Petugas COVID-19 di Surabaya menerima perlakuan tidak menyenangkan dari pasien positif corona yang menolak diisolasi. Dalam insiden tersebut, tiga orang petugas dilumuri oleh kotoran pasien oleh keluarga.

Peristiwa ini terjadi saat satgas COVID-19 dari Puskesmas Sememi dan Pemerintah Kota Surabaya akan mengevakuasi salah seorang penghuni rusun yang dipastikan positif COVID-19. Saat proses evakuasi tersebut, sang istri mengamuk ke sejumlah petugas di lokasi di antaranya seorang perawat, pengemudi ambulans dan seorang petugas linmas.

Menurut sopir ambulans, saat itu istri pasien diduga kesal ketiga petugas akan mengevakuasi pasien. Diduga keluarga tersebut menolak evakuasi sehingga secara spontan melakukan perbuatan tidak terpuji.

"Keluarga mungkin kurang suka atau ada penolakan. Bukan dilempar, tapi kotoran itu diusapkan. Mungkin keluarga kesal atau marah," kata sopir ambulans, Deny Budianto, dalam wawancara tvOne, Jumat, 2 Oktober 2020.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Baca juga: Ridwan Kamil Kerja di Depok, Minta Jemput OTG yang Isolasi di Rumah

Pascapenyerangan tersebut, tiga orang dari keluarga pasien langsung dilakukan swab dan menjalani isolasi yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Surabaya di salah satu hotel.

"Pada saat kita sibuk menangani pasien untuk merujuk, di situlah tanpa disadari ada istri pasien menorehkan kotoran ke petugas kami. Pertama yang kena adalah linmas kemudian driver, terakhir adalah petugas perawat. Sebenarnya ada empat petugas termasuk bidan, waktu itu karena bidan tahu itu tinja yang ditorehkan di seragam hazmat, bidan itu lari," ujar Kepala Puskesmas Sememi, dr Lolita Rismawati.

Hingga saat ini kasus ini ditangani Polsek Benowo Surabaya. Kasus akan dilanjutkan ke penyidikan setelah keluarga pasien selesai menjalani isolasi.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024