Jenderal Gatot Nurmatyo Unggah Cerita Menyentuh Nurani Soal Keadilan

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

VIVA – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmatyo mengunggah sebuah cerita menyentuh mengenai keadilan. Gatot memberikan nasihat mengenai keadilan tersebut dengan memberi ilustrasi sebuah peristiwa di dalam kelas, di mana ada sebuah mahasiswa dan dosen yang akan memulai mata kuliah hukum.

Berawal dari Hobi Pakai Brand Mewah, Selebgram Berusia 70 Tahun Ini Debut di Paris Fashion Week

Berikut sebuah kisah yang diunggah oleh Gatot Nurmatyo dalam akun instagram pribadinya @nurmantyo_gatot, Jumat, 15 Oktober 2020.

Berawal dari seorang dosen mata kuliah Hukum yang bertanya pada salah seorang mahasiswa.

Video Pengendara Motor Tertabrak Pikap, Terpental hingga Masuk Selokan

“Siapa namamu?” kata dosen tersebut dan mahasiswa itu menyebutkan namanya. Tiba-tiba saja sang dosen mengusirnya tanpa sebab. Mahasiswa itu berusaha membela diri. Tapi sang dosen malah membentaknya.

Baca juga: Andi Arief Menangis Lihat Syahganda Cs Dipertontonkan Seperti Teroris

Misteri Prabu Jayabaya yang Belum Terpecahkan, Dipercaya Sebagai Jelmaan Dewa

Kemudian, setelah itu, mahasiswa yang diusir tersebut, keluar dengan perasaan terzalimi. Mahasiswa tersebut hanya diam dan tak dapat berbuat banyak

Setelah itu sang dosen memulai kuliah. Ia bertanya kepada para mahasiswa: “Untuk apa undang-undang dibuat?”. Salah seorang mahasiswi menjawab: “Untuk mengontrol perilaku manusia.” Mahasiswa lain menjawab: “Untuk diterapkan.” Yang lain menjawab, "Agar yang kuat tidak menzalimi yang lemah,"

Saat itu, sang dosen membenarkan semua jawaban yang disebutkan oleh para mahasiswanya. Tetapi, dosen itu mengatakan semua itu masih belum cukup.

Sampai ada salah seorang mahasiswi mengacungkan tangan dan berkata: “Untuk mewujudkan keadilan.”

Dosen berkata: “Benar. Itulah jawabannya. Agar tercipta keadilan. Tapi pertanyaannya, apa gunanya keadilan?” kata sang Dosen seperti yang diceritakan Gatot.

Mahasiswa lainnya menambahkan, adanya hukum itu agar tak ada yang terzalimi. Dan kemudian dosen bertanya lagi kepada mahasiswa tersebut, "Apa saya telah berlaku zalim pada teman kalian ketika saya mengusirnya dari kelas?”

Serentak, para mahasiswa tersebut menjawab dan menyebut dosen tersebut berbuat zalim.  Dosen itu kemudian bertanya lagi dengan nada tinggi. "Lalu kenapa kalian diam saja dan tidak menerapkannya?" ujar Dosen

Dosen tersebut mengatakan, "Apa gunanya undang-undang dan hukum kalau Kami tidak memiliki keberanian untuk berjuang menerapkannya?"

"Ketika kalian diam saja di saat seseorang dizalimi, dan kalian tidak berusaha membela yang benar maka kalian akan kehilangan kemanusiaan kalian. Dan, kemanusiaan tidak bisa ditawar-tawar," lanjut sang Dosen.

Kemudian sang dosen memanggil mahasiswa yang diusirnya tadi lalu meminta maaf padanya. Pengusiran tersebut merupakan bagian dari pelajaran untuk mahasiswa agar berani membela yang terzalimi, dan pelajaran dari sebuah sikap jauh lebih berkesan daripada pelajaran dari sebuah nasihat.

Dari sebuah kisah itu, Gatot mengatakan demokrasi harus dibangun di atas hukum yang adil. "Ingat, demokrasi harus dibangun di atas rel hukum yang adil. Selamat berjuang," tulis Gatot menutup ceritanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya