Tingkat Kematian COVID-19 di Malang Tinggi karena Ventilator Terbatas

RS Saiful Anwar di Kota Malang
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Tingkat kematian pasien COVID-19 di Kota Malang, Jawa Timur, cukup tinggi, bahkan dibanding persentase kematian secara nasional. Persentase kematian di Kota Malang sebesar 6,9 persen, sedangkan rata-rata nasional sebesar 2,9 persen.

Diduga Cemburu, Suami Bacok Istri yang Sedang Hamil 4 Bulan

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Sri Winarni, menjelaskan, penyebab tingkat kematian tinggi karena rumah sakit rujukan di Kota Malang yang memiliki ruang isolasi bertekanan negatif dengan ventilator penuh dalam beberapa bulan terakhir.

"Salah satunya [penyebab kematian] dengan ketersediaan ventilator. Ketika ada pasien yang butuh ventilator sementara ketersediaan di Kota Malang itu sudah penuh," kata Sri kepada wartawan, Rabu, 13 Januari 2021.

Bikin Puluhan Orang di Thailand Meninggal, Ini 3 Alasan Cuaca Panas Bisa Sebabkan Kematian

Di Kota Malang, ruang isolasi bertekanan negatif dengan ventilator berjumlah 34 ruangan. Fasilitas itu tersebar di tujuh rumah sakit rujukan di Kota Malang dan semuanya sudah penuh atau terpakai. Rumah sakit-rumah sakit itu merujuk pasien COVID-19 yang memerlukan ventilator ke rumah sakit di kota lain yang tersedia.

Penambahan kapasitas alat ventilator secara teknis diserahkan kepada rumah sakit rujukan masing-masing. Sebab, rumah sakit rujukan harus mendata terlebih dahulu tenaga medis yang dapat mengoperasikan alat itu.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

“Tidak semua RS bisa mengoperasionalkan ventilator, apabila tidak tersedia [tenaga medis] itu tadi. Untuk itu, Puskesmas memantau data pasien komorbid sekaligus mengarahkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala," katanya.

Data terkini COVID-19 Kota Malang per 13 Januari 2021, jumlah terkonfirmasi positif sebanyak 4.391 orang dan ada tambahan 51 pasien. Jumlah pasien sembuh sebanyak 3.662 orang, dalam pemantauan 312 pasien, dan pasien meninggal dunia 417 orang—tambahan 5 pasien meninggal dunia.

Ilustrasi vaksin.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Vaksin merek AstraZeneca diketahui juga digunakan di Indonesia saat pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024