Wakil Wali Kota Nyatakan Bogor Darurat COVID-19

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim (baju putih)
Sumber :

VIVA – Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyebutkan penyebaran COVID-19 di daerah itu sudah memasuki kondisi darurat, sehingga perlu penanganan yang lebih ketat untuk menekan kasus positif virus corona.

Krisis Energi, Presiden Ekuador Umumkan Keadaan Darurat

"Kasus positif COVID-19 di Kota Bogor meningkat tajam dalam dua pekan terakhir. Rata-rata tambah sekitar 300 kasus positif per hari," kata Dedie di Bogor, Kamis, 1 Juli 2021.

Menurut Dedie, warga Kota Bogor yang positif COVID-19 dan masih sakit sampai Kamis hari ini sebanyak 3.705 kasus, sedangkan ketersediaan tempat tidur untuk pasien positif COVID-19 di 21 rumah sakit rujukan ada 891 tempat tidur.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Dari jumlah tersebut, tempat tidur yang diisi warga Kota Bogor hanya separuhnya, yakni sekitar 50 persen, sedangkan separuhnya lagi diisi oleh warga dari luar Kota Bogor. Itu artinya, ada sekitar 3.000 warga Kota Bogor yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing," katanya.

Menurut dia, ada juga warga Kota Bogor yang terpapar COVID-19, keluarganya mencari rumah sakit di luar Kota Bogor. "Mobilitas warga yang keluar Kota Bogor mencari rumah sakit ini juga perlu diawasi, karena ada risiko tertular COVID-19," katanya.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dedie mengingatkan, semua aparatur pemerintah di wilayah Kota Bogor, mulai dari kecamatan, kelurahan, lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM), sampai karang taruna, agar turut membantu melakukan pendataan warga yang lebih akurat di lingkungannya masing-masing.

Pendataan itu meliputi, lokasi warga yang terpapar, berapa banyak orang yang menjadi kontak erat, serta segera melakukan konsolidasi dengan Puskesmas, lurah atau camat.

Dedie menegaskan, semua jajaran di wilayah Kota Bogor harus bisa memastikan bahwa warga yang terpapar COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah juga mendapat perhatian dari fasilitas kesehatan setempat, seperti dari Puskesmas.

"Paling tidak mendapat obat yang standar, itu penting. Jadi, kalaupun rumah sakit di Kota Bogor tidak mampu menampung semua kasus aktif COVID-19 yang membutuhkan perawatan, tapi agar ada visitasi ke rumah," katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya