Hensat: Saya Gelisah, Lembaga Sebesar BPIP Angkat Tema Sekecil Ini

Pakar komunikasi politik Hendri Satrio dalam acara tvOne
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) panen kritikan karena menggelar lomba tulis untuk santri dengan tema hormat bendera menurut hukum Islam. Kritikan hingga protes tertuju ke BPIP yang dianggap keliru.

Prof Yudan dan Pejabat BPIP Melayat ke Rumah Kayla Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Terkait itu, pengamat komunikasi politik Hendri Satrio menilai tema lomba tulis yang diinisiasi BPIP itu sangat sempit. Ia mempertanyakan BPIP terkait tema ini sudah dikonsultasikan dengan Dewan Pengarah atau belum.

"Kenapa sih tiba-tiba di zaman ini, zaman sekarang permasalahkan hormat kepada sang saka merah putih. Kenapa kita mempermasalahkan tentang bernyanyi Indonesia Raya," ujar Hensat, sapaan akrabnya, dalam Apa Kabar Indonesia Malam tvOne yang dikutip VIVA pada Senin, 16 Agustus 2021.

Pentingnya Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Santri

Baca Juga: Lomba Hormat Bendera BPIP Panen Kritik, Ngabalin: Lanjut Lah

Hensat heran lantaran baru kali ini ada tema lomba tulis untuk santri yang kontroversial. Ia membandingkan tak ada sebelumnya saat hari santri nasional atau menyambut HUT kemerdekaan RI setiap 17 Agustus. Bagi dia, akan jadi polemik bila BPIP membuat lomba tulis untuk santri dengan tema yang sempit tersebut.

Warga Bireuen Pasang Bendera Bulan Bintang di Kantor Polsek Samalanga Aceh

"Lah, terus kemudian ini gara-gara hari santri ini dibuat hanya berpikir untuk hal sempit. Sebetulnya mereka juga sudah paham  bahwa hormat bendera itu tidak masalah. Menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai warga negara jugga tidak masalah," jelas Hensat.

Pun, ia menyarankan agar BPIP sebaiknya mengajak santri atau masyarakat untuk berpikir maju ke depan. Caranya, BPIP bisa mengecek ke lembaga survei terkait persoalan utama saat ini yang dihadapi bangsa Indonesia.

"Saat ini adalah COVID-19, kedua adalah ekonomi. Kenapa nggak bikin tema itu sih? Memang santri nggak boleh bicara penanggulangan COVID-19. Memang santri nggak boleh bicara kemajuan teknologi gitu. Kenapa kemudian, harus sebatas ini. Gitu," tutur dosen Universitas Paramadina tersebut.

Kemudian, ia menyampaikan sejak muncul tema lomba tulis itu, dirinya merasa kaget dan gelisah. Meski dari aspek lain, ia coba berpikir positif adanya lomba dengan tema itu juga sebagai untuk pendidikan dan pembelajaran.

"Saya kaget dan merasa gelisah sekali dengan tema yang diusung ini. Oke saya setuju ini adalah pembelajaran. Saya setuju ini adalah pendidikan, saya setuju," lanjutnya.

"Tetapi, kemudian kenapa di ranah nasional? Lembaga sebesar BPIP kemudian mengangkat tema sekecil ini. Yang sebetulnya tidak perlu lagi dipermasalahkan. Dan, tidak berpikir masa depan. Gitu kira-kira," kata Hensat.

Penjelasan BPIP

Sebelumnya, BPIP juga sudah menjelaskan alasan pihaknya menggelar lomba tulis dengan dua tema yaitu hormat bendera menurut Islam dan menyanyikan lagu kebangsaan menurut hukum Islam.

Staf Khusus Dewan Pengarah Badan PPIP, Antonius Benny Susetyo, menyampaikan lomba tersebut dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021. 

"Ini kan bertepatan Hari Santri, memang BPIP membuat lomba-lomba dengan Hari Santri. Untuk memperkuat rasa nasionalisme," ujar Benny, Jumat, 13 Agustus 2021.

Benny menekankan, lomba serupa nanti juga akan digelar saat perayaan Natal, Khonghucu, dan perayaan-perayaan umat beragama lain. Menurut dia, lomba nanti bisa dalam bentuk pidato, animasi atau sebagainya. Namun, tema lomba mesti ada pesan nasionalisme dan semangat kebangsaan sehingga bisa disampaikan secara tepat.

Dia mengklaim, sejauh ini peserta lomba tak mempersoalkan tema. Meski demikian, munculnya banyak kritikan, ia menekankan BPIP tetap membuka diri. Bagi Benny, itu adalah bagian demokrasi. "Jadi, BPIP mengucapkan banyak terima kasih atas tanggapan dan semua itu positif," kata Benny.

"BPIP konsisten memperkuat nasionalisme rasa kebangsaan itu. BPIP akan mengajak semua beragama," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya