Pemerintah Waspadai Masuknya Varian Baru COVID-19

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito
Sumber :

VIVA – Pemerintah mewaspadai mutasi virus Corona varian baru dengan kode B.1.621 atau dikenal Mu. Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan salah satu cara mewaspadainya adalah memantau secara ketat orang yang datang dari luar negeri. Sekadar diketahui, varian ini terdeteksi di Kolombia dan menyebar di Amerika Selatan dan Eropa.

"Pemerintah terus berusaha mengawasi mobilitas dalam dan luar negeri dengan penuh kehati-hatian," kata Wiku dalam siaran pers daring, Kamis 2 September 2021.

Ahli penyakit infeksi menular itu menjelaskan, meski saat ini kenaikan kasus cenderung normal, pemerintah tidak langsung membuka secara massif kegiatan masyarakat. Tetapi dilakukan secara bertahap. Maka kegiatan atau mobilitas masyarakat dibuka dengan tetap mempertimbangkan protokol kesehatan yang ketat.

Wiku menjelaskan varian Mu telah ditetapkan oleh badan kesehatan dunia atau WHO sebagai variant of interest yang berpotensi lebih kebal terhadap vaksin COVID-19.

"Status VoI diberikan kepada varian yang sedang diamati untuk dapat memberikan kesimpulan bahwa varian ini bersifat lebih infeksius dibandingkan varian originalnya," tutur Guru Besar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tersebut.

Diberitakan sebelumnya, saat ini diketahui para peneliti dan petugas kesehatan masyarakat tengah melakukan investigasi terkait apakah varian ini lebih menular dan menyebabkan penyakit yang lebih serius dari varian delta yang masih mendominasi dunia.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini fakta virus Corona varian Mu yang harus diwaspadai. Virus Corona varian Mu pertama kali teridentifikasi di Kolombia pada Januari 2021. Kini, varian yang juga disebut sebagai B.1.621 itu sudah terdeteksi di 39 negara. Selain di Amerika Selatan, sejumlah negara yang melaporkan kasus varian Mu adalah Inggris, Hong Kong, dan Amerika Serikat.

Di Kolombia dan Ekuador, varian baru COVID-19 itu sudah menyebabkan 39 persen dan 13 persen kasus infeksi COVID-19.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024