Rachland Nashidik: Omong Kosong Laporan TPF Munir Hilang

Ilustrasi peringatan terbunuhnya Munir
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

VIVA – Mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) kematian Munir Said Thalib, Rachland Nashidik membantah bila dokumen laporan akhir TPF disebut hilang. Politikus Demokrat itu menyampaikan dokumen itu sudah dibagikan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada para penegak hukum. 

Rachland Demokrat: Yusril Jual Pengetahuannya pada Para Begal

Rachland menjelaskan pernyataannya dalam bentuk cuitan utasan di akun Twitternya. VIVA sudah mengkonfirmasinya dan meminta izin untuk mengutip cuitannya tersebut.

Bagi Rachland anggapan laporan TPF hilang adalah omong kosong. Kata dia, laporan tersebut ada di Istana.

Kritik Yusril, Rachland: Sedang Memihak pada Si Kuat dan Si Penindas

Omong kosong laporan TPF Munir hilang. Laporan pasti ada di Istana, tapi juga di laci para penegak hukum. Pada hari laporan itu disampaikan, Presiden SBY membagikannya pada mereka. Mungkin omong kosong hilang itu cermin upaya penguasa mengelak desakan mengusut sekutunya sendiri?” kata Rachland, dalam akun Twitternya @rachlannashidik yang dikutip pada Selasa, 7 September 2021.

Menurut Rachland, opini berkembang yang menyebut laporan TPF dihilangkan pada masa pemerintahan SBY merupakan kabar bohong atau hoaks. Justru sebaliknya, menurut Rachland, di era SBY, sejumlah aktor utama yang terlibat pembunuhan tersebut sudah mendapat hukuman.

Kenang Munir, 7 September Diusulkan Jadi Hari Pembela HAM

"Fakta keras: pemidanaan aktor aktor utama, dari Garuda hingga BIN, sudah dilakukan. Tapi rantai kasus putus karena Muchdi PR, Deputi V BIN saat Munir dibunuh, dibebaskan pengadilan," tulis Rachland.

Dalam cuitan lainnya, menurut dia, pemerintah saat itu memutuskan laporan TPF tak dibuka selama penyidikan masih berlangsung. Ia bilang, TPF tak mempersoalkannya karena faktanya hukum bekerja mengusut dan mempidana nama-nama dalam laporan TPF. 

"Kebutuhan agar laporan TPF dibuka baru terasa kuat saat kasus stop di masa Jokowi," tambah Rachland.

Lalu, ia mengatakan meski penuh masalah dan dinamika, TPF Munir menjadi bukti kerjasama antara negara hukum dengan civil society. "TPF diisi bukan hanya aktivis LSM namun juga aparat hukum dan birokrasi negara. Retno Marsudi, kini Menlu RI, salah satu anggotanya," kata Rachland.

Aktivis HAM Munir Said Thalib meninggal pada 17 tahun lalu pada 7 September 2004. Almarhum tewas dibunuh dengan cara diracun dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 974.

Saat itu, Munir melakukan perjalanan 12 jam dari Jakarta ke Bandara Schiphol, Belanda. Ketika itu, Munir mau melanjutkan pendidikannya di Belanda.

Sudah 17 tahun kematian Munir namun aktor intelektual kasus ini dinilai belum terungkap. Desakan kembali bermunculan agar Presiden Jokowi berani membongkar aktor intelektual pembunuh Munir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya