Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Kapal Sulit Bersandar di Pelabuhan Merak

Gelombang tinggi di Pelabuhan Merak, Banten
Sumber :
  • Yandi Deslatama (Banten)

VIVA – Gelombang tinggi dan cuaca buruk menerjang perairan di sekitar Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten pada Rabu malam hingga Kamis dini hari, 10 Februari 2022. BMKG Serang mengaku sebelumnya sudah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan sekitar Banten.

Baru 79 Persen Pemudik yang Kembali Menyebrang dari Sumatera ke Jawa

"(Ketinggian gelombang di Merak) Berkisar 1,25 meter hingga 2,5 meter. Sesuai peringatan dini," kata Tarjono, Kasi Data dan Informasi (Datin) BMKG Serang, melalui pesan elektroniknya, Kamis.

BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku sejak tanggal 09-10 Februari 2022. Untuk perairan Selatan Banten dan Selat Sunda bagian Selatan memiliki resiko tinggi terhadap keselamatan perahu nelayan, kapal Ferry dan kapal tongkang. 

Bus dan Truk Padati Pelabuhan Bakauheni, Melonjak dibandingkan Sehari Sebelumnya

Kemudian di Selat Sunda bagian Utara, resiko tinggi terhadap keselamatan perahu nelayan dan kapal tongkang.

Untuk perairan Selatan Banten dan Selat Sunda bagian Selatan, ketinggian gelombang antara 2,50 meter hingga 4 meter. Kemudian di Selat Sunda bagian Utara, termasuk Pelabuhan Merek, ketinggiannya mencapai 1,25 meter hingga 2,5 meter.

Menhub Siapkan Opsi Lima Kapal TBB Hadapi Lonjakan Arus Balik di Bakauheni

"Sedangkan area perairan dengan tinggi gelombang 4 meter sampai 7 meter atau very rough sea terdapat di wilayah perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian Barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah, Samudra Hindia barat Lampung hingga selatan Jawa Barat," terangnya.

Berdasarkan analisa dinamika atmosfer terkini, BMKG mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dalam periode sepekan kedepan di sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) dan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.

Sementara itu, Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG memantau pertumbuhan bibit Siklon Tropis 93S yang terbentuk di sekitar  Samudra Hindia sebelah Barat daya Banten atau tepatnya di 13.8 LS dan 105.5 BT, dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 30 knot atau 56 km/jam dan tekanan udara minimum di sekitar pusat sistem mencapai 1000 hPa. Sistem Bibit Siklon 93S bergerak ke arah selatan menjauh wilayah Indonesia.

Dalam periode 24 jam kedepan masih berada pada kategori sedanf untuk menjadi sistem Siklon Tropis. Suatu kriteria bahwa Bibit Siklon dapat dikatakan meningkat menjadi Siklon Tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot atau 65 km/jam.

Keberadaan bibit Siklon Tropis 93S tersebut dapat membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut.

"Mengamati potensi tersebut, BMKG memberikan peringatan dini terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang serta gelombang tinggi," jelasnya.

Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, berupa hujan lebat hingga sangat lebat, yang disertai kilat, petir, anging kencang, hingga gelombang tinggi.

"Dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan lain-lain," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya